Selasa, 21 Mei 2013

Sharing dhamma bagus

sharing dharma 29/7/12

oleh k @Erwin Tanama pada 29 Juli 2012 pukul 14:10 · 

hari ini saya mendapatkan sharing dharma di vihara ITBC Medan oleh seorang romo yang tidak memperkenalkan namanya. note ini saya tulis karena sharing dharma hari ini sangat banyak yang penting dan bisa diambil. selain itu memori saya lemah untuk mengngat ini dalam waktu yang lama

 

A. Untuk apa kita berdana?

 ada 3 jawaban, yang paling rendah adalah untuk mendapatkan penghormatan dan terimakasih, yang umum adalah supaya suatu saat nanti diberi berkah, dan yang paling baik adalah untuk melatih diri melepas.

 

B. Apa yang dilepas dari berdana?

 yang dilepas adalah keserakahan. keserakahan menimbulkan penderitaan di mana kita tidak akan bisa merasa cukup dan selalu mengharapkan lebih tanpa batas

 

C. Apa yang kamu dapatkan setelah mengikuti ajaran/agama Buddha selama ini?

pertanyaan anda keliru. Buddha tidak pernah mengajarkan untuk mendapatkan sesuatu. Tetapi ada yang perlahan-lahan hilang dari diri saya, yaitu keserakahan, kebencian, dan kebodohan.

 

D. Bagaimana meditasi yang benar?

meditasi yang benar adalah tidak mengharapkan apapun, duduk, dan memperhatikan objek. Tidak juga mengharapkan ketenangan saat stres. Semakin banyak menginginkan sesuatu saat meditasi akan memupuk keserakahan.

dengan memperhatikan kita dapat memahami dharma secara mendalam, misalkan ketika meditasi sudah cukup lama dan badan merasa sakit, yang kita renungkan adalah duduk terlalu lama tidak baik, berdiri terlalu lama juga tidak baik, sesuatu yang dilakukan berlebihan tidak pernah baik.

atau memahami anata (tanpa aku), saat kaki ini lelah, pahami bahwa kaki tangan badan rambut dan semua organ tubuh manusia tidak bisa mewakili aku, manusia tidak bisa mempertahankan semuanya, oleh karena itu kaki ini bukan milikku, kaki ini sakit tapi aku tidak menderita..

meditasi benar akan menumbuhkan kebijaksanaan.

 

E. Dharma dapatkah melindungi kita?

dharma akan melindungi kita jika dipraktekkan. seorang yang mendengar dharma atau bahkan penceramah dharma belum tentu dapat terlindung dengan dharma tanpa melakukan praktek dharma. Salah satu praktek dharma adalah meditasi.

 

F. mengapa ada motvator dan pengusaha  yang mengatakan bahwa moto hidupnya adalah tidak bekerja keras dan tidak mempunyai tujuan?

yang dimaksud dengan tidak bekerja keras adalah mencintai yang kita kerjakan. manusia tidak pernah dikatakan bekerja keras ketika mengerjakan sesuatu yang dicintainya, seberat apapun kelihatannya.

yang dimaksud dengan tidak punya tujuan adalah menyerahkan semua hasilnya kepada hukum alam, bahwa sesuai dengan yang ditabur sesuai pula yang dituai. tidak perlu mngkhawatirkan hasil, yang perlu kita lakukan hanya berusaha mencapai target.

 

8 Sebab Gempa bumi dalam agama buddha

Sumber: Maha Parinibbana Sutta

 

...Kemudian Sang Bhagava berkata: “Ananda, ada delapan sebab atau ada delapan alasan sampai terjadinya suatu gempa bumi yang dahsyat itu. Apakah delapan sebab musabab itu?

1. Bumi yang luas ini terbentuk dari zat cair, zat cair terbentuk dari udara, dan udara ada di angkasa. Apabila udara bertiup dengan dahsyatnya, maka zat cair terguncang. Keguncangan zat cair ini menyebabkan bumi bergetar.

2. Apabila ada seorang petapa brahmana yang memiliki kekuatan batin mahabesar, seorang yang telah memperoleh kekuatan untuk mengendalikan pikiran, atau sesosok dewata yang mahakuasa, yang mahatahu mengembangkan pemusatan pikirannya yang hebat pada unsur bumi ini, dan pada suatu tingkatan yang terbatas pada unsur zat cair, ia juga dapat mengakibatkan bumi bergetar, goyah serta bergoyang.

3. Sang Bodhisatta turun dari surga Tusita dan masuk ke rahim (kandungan) seorang ibu dengan kesadaran penuh dan pikiran terpusat.

4. Sang Bodhisatta keluar dari rahim ibunya dengan penuh kesadaran dan pikiran terpusat.

5.  Sang Tathagata memperoleh penerangan agung, penerangan sempurna yang tiada bandingnya.

6. Sang Tathagata memutar Dhammacakra yang gilang-gemilang.

7. Sang Tathagata mengambil keputusan untuk parinibbāna mengakhiri hidupnya.

8. Apabila Sang Tathagata tiba saatnya parinibbāna.

 

Sikap dalam menghadapi kaum wanita

Sumber: Maha Parinibbana Sutta

 

...Kemudian Ananda bertanya kepada Sang Bhagava:

“Bhante, bagaimanakah seharusnya kita bersikap terhadap kaum wanita?”

“Jangan memandang mereka, Ananda.”

“Bhante, tetapi bagaimana kalau saya secara kebetulan memandang mereka?”

“Janganlah berbicara dengan mereka Ananda.”

“Bhante,tetapi bagaimana kalau mereka berbicara kepada kami?”

“Ananda, seharusnya dalam menghadapi mereka, kamu selalu sadar dan terus memusatkan pikiranmu.”

About

Pengikut