Sumber: http://www.wihara.com/forum/topik-umum/2095-paramita.html
Dalam Agama Buddha
Mahayana, terdapat 6 sifat luhur atau kesempurnaan (Sad Paramita) sebagai jalan
untuk mencapai tingkat Bodhisattva, yaitu:
1.
Dana
Paramita, yaitu melatih kemurahan hati.
Menurut cara hidup umat Buddha,
Dana itu terbagi atas dua jenis yaitu dan yang dapat dilakukan oleh orang-orang
biasa yang belum mencapai kesucian, yang terdiri dari Amisedana dan Dhammadana.
Dan dana yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang telah mencapai kesucian,
yaitu Atidana dan Mahatidana.
Dana yang
dapat dilakukan orang-orang biasa, baik yang hidup berkeluarga (umat biasa dan
Upasaka-Upasika) maupun yang hidup tidak berkeluarga (bhikkhu-Bhikkhuni) adalah
:
1.Amisedana, yaitu dana dalam bentuk materi (benda) yang kita berikan kepada
orang-orang yang membutuhkan, misalnya uang, keperluan hidup dan makanan.
2. Dhammadana, yaitu dana dalam bentuk bathin, memberikan khotbah Dhamma,
memberikan nasehat-nasehat kepada seseorang sesuai dengan Ajaran Sang Buddha.
Menurut kitab suci Prajna Paramita dikatakan, bahwa pemberian Dhamma melebihi
segala macam pemberian lainnya.
Dana yang
dapat dilakukan oleh orang-orang suci, yakni Sotapanna, Sakadagami, Anagami,
Arahat dan Bodhisattva adalah:
1. Atidana, Dana yang dilakukan seseorang untuk kepentingan orang banyak dengan
meninggalkan segala kesenangan dan harta bendanya. Misalnya dengan pengorbanan
Pangeran Siddharta meninggalkan istananya sebagai calon raja, meninggalkan
istri dan anaknya untuk kebahagiaan orang banyak.
2.Manatidana, Pengurbanan jiwa-raga seseorang untuk kepentingan/kebahagiaan
orang (makhluk) lain yang sedang menderita. Misalnya dalam cerita dongeng
mengenai Bodhisattva Avalokitescara dan pada cerita Jataka.
2.
Sila
-Paramita, yaitu melatih tidak mengutamakan diri sendiri.
Bila
seseorang memberikan dana, maka sebaiknya ia juga melatih Sila-Paramita dari
cinta kasih tanpa membeda-bedakan antara pribadi sendiri dan pribadi orang
lain. Ia seharusnya juga mendermakan kemurahan hati, welasasih yang tidak
mementingkan diri sendiri dan rasa simpati terhadap sesama hidup.
3.
Kshanti-Paramita,
yaitu melatih kesabaran dan rendah hati.
Seseorang yang mencapai kesucian tidak akan pernah mengatakan bahwa ia telah
mencapai kesucian kepada orang lain. Mereka tidak mengharapkan pujian dalam
berbuat baik, mereka tidak merasa bangga bila dipuji dan mereka juga tidak
kecewa seandainya dicaci.
4.
Viriya-Paramita,
yaitu Melatih keuletan dan pengabdian.
Sesorang yang telah menyelidiki isi kitab suci agama Buddha dan kemudian dengan
penuh semangat dan kemauan menerangkannya kepada orang lain dan mempersembahkan
pengertiannya kepada orang banyak.
5.
Dhyana-Paramita,
yaitu Melatih ketenangan pikiran.
Setiap siswa memperkembangkan pikirannya, memusatkan pikiran (Dhyana), bahwa ia
dan makhluk lainnya adalah sama. Bila ia dapat mencapai nirvana, ia juga akan
berusaha membebaskan makhluk hidup lainnya. Jikaau maksud dan janji itu
dilaksanakan dengan jujur, maka semua makhluk hidup telah turut dibebaskan.
6.
Prajna-Paramita,
yaitu Melatih kebijaksanaan.
Kata-kata tidak dapat mengutarakan Kesunyataan, apa yang diutarakan dengna
kata-kata bukanlah Kesunyataan. Para Buddha dan Bodhisattva bukan memperoleh
Penerangan melalui ajaran-ajaran yang terbatas, tetapi disertai dengan usaha
yang sungguh-sungguh. Disaat kelima Paramita terdahulu telah disempurnakan, maka
Prajna-Paramita baru dapat dicapai, ia telah memperoleh Kebijaksanaan Sempurna,
untuk menuju tingkat Kebuddhaan.
Sedangkan
dalam Agama Buddha Theravada, dikenal sepuluh Paramita, yaitu:
1.
Dana-Paramita
= kesempurnaan beramal.
2.
Sila-Paramita
= kesempurnaan melaksanakan sila.
3.
Nekkhamma-Paramita
= kesempurnaan melatih penolakan, yaitu penolakan napsu indera.
4.
Panna-Paramita
= kesempurnaan melatih kebijaksanaan.
5.
Viriya-Paramita
= kesempurnaan melatih usaha (semangat).
6.
Khanti-Paramita
= kesempurnaan melatih kesabaran.
7.
Sacca-Paramita
= kesempurnaan melatih kebenaran (kata-kata, perbuatan, dan pikiran).
8.
Adhitthana-Paramita
= kesempurnaan melatih kehendak dengan mantap (memutuskan sesuatu dan selesai
berbuat sesuatu pada waktunya).
9.
Metta-Paramita
= kesempurnaan melatih cinta-kasih.
10. Upekkha-Paramita = kesempurnaan
melatih keseimbangan batin.