Oleh Yang
Mulia Olande Ananda Thera
Pembicaraan
tentang meditasi adalah tidak sama dengan mempraktekkan meditasi. Kadang-kadang
kita membutuhkan beberapa petunjuk dalam melakukan meditasi, karena kita tidak
selalu mengetahui bagaimana cara untuk bermeditasi. Oleh karena itu, pada malam
hari ini saya akan mengajarkan kalian cara untuk bermeditasi. Duduklah dengan
tenang dan dengarkan instruksi-instruksi berikut dengan baik. Sebelum memulai
latihan meditasi yang akan saya ajarkan ini, kita akan melaksanakan Metta
Bhavana (Pengembangan Cinta-Kasih Universal), dan setelah itu kita aka berlatih
Anapanasati Bhavana atau Pengembangan Kesadaran pada nafas. Pada latihan
Anapanasati tersebut, kita bukannaya mencona utnuk masuk pada keadaan yang tanpa
sadara ataupun mencapai jhana-jhana, tetapi kita akan berlatih Satipatthana
Bhavana (Pengembangan Kesadaran); dan sebagai langkah pertamanya adalah melatih
Anapanasati (perhaan pada Pernafasan). SATI artinya Perhatian Murni atau
Penyadaran Jeli atau Kesadaran (mindfulness), PATTHANA artinya dasar. Jadi
Satipatthana artinya Dasar dari Kesadaran.
Apakah Dasar dari Kesadaran itu? Dasar dari Kesadaran adalah Badan jasmani
kita, Perasaan, pencerapan/pengalaman, bentuk-bentuk pikiran, dan kesadaran
kita sendiri. Singkatnya, kita menyadari Pancakkhanda kita atau nama-rupa.
Tujuan dari latihan ini adalah untuk belajar dapat melihat benda-benda
sebagaimana mereka adanya.
Meditasi bukanlah semacam cara untuk melarikan diri dari kenyataan menuju
fantasi atau khayalan. Sang Buddha mengajurkan kita untuk berlatih dan melihat
benda-benda sebagaimana mereka sebenarnnya, atau dalam Bahasa Pali disebut
Yathabutanana Dassana. Untuk dapat melihat benda-benda sebagaimana mereka
adannya. Dibutuhkan adannya pikiranyang jernih, pikiran yagn tenang,dan pikiran
yang bebas dari konsep-konsep, ide-ide, atau prasangka-prasangka. Bila dalam
pikiran kita muncul ide-ide atau konsep-konsep atau angan-angan, maka kita
harus menyadari bahwa kita sedang berpikir, bahwa kita sedang berfantasi, atau
kita sedang melihat gambar dalam batin kita. Gambaran-gambaran batin tersebut
memang betul adalah gambaran batin, tetapi mereka bukanlah sesuatu yang
riil/nyata.
Juga misalnya bila kita mengalami perasaan nyaman, tidak nyaman, atau netral,
mereka itu memang benar perasaan, tetapi hanya perasaan bukan aku, diriku atau
milikku. Kalau muncul rasa nyaman, catat itu dalam batin: perasaan……
perasaan….. perasaan, kemudian kita jangan melekat kepada perasaan nyaman
tersebut. Demikian juga bila anda mengalami rasa tidak nyaman misalnya sakit,
maka cobalah untuk melihatnya sebagai: perasaan…. Perasaan……. Perasaan, dan
jangan membenci kepada perasaan sakit tersebut. Jadi kita jangan mencoba untuk
menekan perasaan itu, juga jangan melekat kepada perasaan itu, tetapi amatilah
perasaaan tersebut saat ia muncul, saat ia bertahan sejenak, dan saat ia
lenyap. Dengan demikian kita akan melihat ketidak-kekalan dari perasaan.
Kejadian seperti pada perasaan tersebut, juga berlaku untuk segala sesuatu yang
kita lihat, kita dengar, kita cium, kita kecap, kita sentuh, dan kita pikirkan.
Semua itu hanya muncul, bertahan sejenak, lalu lenyap.
Jadi tujuan utama dari latihan ini adalah untuk belajar hidup dengan penuh
kesadaran, sadar dari waktu ke waktu. Tidak hanyut oleh kejadian-kejadian yang
telah lampau dengan melekati atau menyesalinya, ataupun hanyut oleh angan-angan
ke masa yang akan datang dengan pengharapan dan rasa cemas; tetapi kita sadar
dari waktu ke waktu, apa yang sebenarnya terjadi disini sekarang.
Dengan demikian kita dapat mengetahui banyak hal - keseluruhan Dhamma-, yang
sesungguhnya terkandung di dalam jasmani dan batun atau Pancakkhanda kita
masing-masing. Kita tidak harus membaca banyak buku untuk menemukan apa
sesungguhnya hidup dan kehidupan itu, tetapi kita dapat membaca 'buku' kita
sendiri dengan mengamati pikiran, perasaan dan jasmani kita. Pengetahuan yang
kita peroleh lewat meditasi ini disebut kebijaksaan (wisdom) atau Pengetahuan
pandangan terang (Vipassana Nana), atau Pengetahuan yang dalam (Insight
knowledge) atau Kebijaksaan yang tinggi (Insight wisdom). Kebijaksanaan atau
pengetahuan yang tinggi tersebut atau penglihatan terhadap benda-benda
sebagaimana mereka adannya itu dapat membantu kita untuk terbebas dari bebas
keserakahan, kebncian, dan kebodohan/pandangan keliru, dan kemudian dapat
membuat kita menjadi bahagia, damai, bebas dari beban-beban karma lampau kita.
Dan hal tersebut bahkan dapat menolong kita untuk merealisasi Kebenaran
Tertinggi (Unconditon Truth) dan Kedamaian Tertinggi (Highest Peace), yang
mengatasi semua pengertian biasa yang ada didunia ini.
Jadi sekarang silakan kalian mengambil posisis duduk yang enak, dimana kalian
dapat merasa seimbang/mantap, lalu dudujklah dengan tegak, tetapi tidak kaku.
Letakkan tangan kiri dibawah tangan kanan, dan telapak tangan mengahadap
keatas. Pejamkan mata, tetapi biarkan ia tetap rileks.
Pertama-tama, marilah kita kembangkan Metta atau perasaan Cinta-kasih Universal
kepada semua makhluk, dimula dari diri kira sendiri. Masing-masing kembangkan
Metta dengan memikirkan dan mengharapkan:
Semoga saya terbebas dari kemarahan dan ketakutan.…….…(diam sejenak)
Semoga
saya terbebas dari keserakahan, kebencian, dan kegelapan.………(diam sejenak)
Semoga
saya terbebas dari pertentangan dan penderitaan……(diam sejenak)
Semoga
saya sejahtera, damai dan bahagia………(diam sejenak)
Semoga
saya selamat dan bahagia………(diam sejenak)
Semoga
semua makhluk, yang dekat maupun yang jauh, terbebas dari pertentangan dan
penderitaan………(diam sejenak)
Semoga
semua makhluk, manusia, binatang, yang tampak maupun yang tidak tampak, hidup
sejahtera, damai dan bahagia. ………(diam sejenak)
Semoga
semua mkhluk, di semua jurusan, di atas, di bawah, di sekeliling kita, yang
dekat maupun jauh, selalu selamat dan bahagia. ………(diam sejenak)
Sekarang marilah kita alihkan perhatian kita, pertama-tama ke jasmani kita,
yang duduk disini, dengan merasakan bagaimana jasmani yang menyentuh lantai dan
merasakan keseluruhan jasmani dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah (ujung
jari kaki).
Juga kita sadar akan suara-suara yang ada disekitar kita, demikian juga
keheningan yang ada di sekitar kita maupun di dalam diri kita. ………(diam
sejenak)
Kemudian pergunakan Sati (Perhatian Murni) anda, pusatkan Perhatian anda,
mula-mula naik dari bawah menuju ke atas badan, ke arah hidung (lubang hidung).
Coba rasakan nafas anda; tariklah dua sampai tiga kali nafas panjag untuk
merasakan udara yang menyentuh lubang hidung.………(diam sejenak)
Setelah menarik nafas panjang tadi dan anda dapat merasakan sentuhan udara di
lubang hidung tersebut, sekarang bernafaslah seperti biasa (normal). Pusatkan
perhatian anda pada lubang hidung, rasakan nafas masuk dan nafas keluar yagn
selalu menyentuh titik tersebut. Kita jangan memaksakan nafas kita, Juga kita
jangan mengikuti jalannya nafas yang masuk dan keluar, tetapi pusatkan
perhatian anda hanya pada satu titik di lubang hidung anda. Kemudian cobalah
lihat perasaan kita ketika permulaan, pertengahan dan akhir dari masing-masing
nafas yang masuk dan keluar. ………(diam sejenak)
Dengan tenang, teruskanlah latihan ini untuk beberapa menit………(diam selama
sekitar 10 menit)
Kadang-kadang pikiran anda tidak bisa tetap tnggal pada objek (nafas), tetapi
mulai mengembara ke masa lampau atau ke masa yang akan datang. Jangan cemaskan
hal itu, itu adalah wajar, alamiah, dan merupakan kondisi dari pikiran. Cobalah
untuk menyadari secepat mungkin pikiran anda yang mengembara itu. Jangan
melekat kepada bentuk-bentuk pikiran yang muncul, juga jangan mengutuk atau
marah kepada bentuk-bentuk pikiran tersebut. Yang perlu anda lalukan hanyalah
mencatatnya dalam batin: berpikir……. berpikir……. berpikir……., kemudian biarkan
pikiran tersebut lewat/lalu. Lalu coba kembalikan perhatian anda kepada obyek
semula, yaitu anapati (nafas): nafas masuk dan nafas keluar………(diam sejenak)
Kadang-kadang anda mungkin akan mendengar suara-suara tertentu di sekitar anda.
Cukup anda sadari: mendengar….. mendengar…. mendengar. Apabila anda mendengar
suarau-suara, jangalah sampai pikiran anda terbawa atau hanyut ileh suara
tersebut. ………(diam sejenak)
Kadang-kadang anda akan merasakan sakit pada jasmani anda dan tidak dapat
berkonsentrasi pada nafas - karena sakit di badan lebih kuat daripada obyek
nafas nada -, cobalah untuk tidak mengubah posisi anda dengan seketika, tetapi
pakailah perasaan sakit tersebut sebagai obyek yang jelas dari Perhatian anda.
Jika anda tidak dapat merasakan nafas, tetapi merasakan sakit tersebut,
bergembiralah karena anda sedang mendapatkan obyek yang jelas, dan menyadari
bahwa perasaan itu yang dominasi sekarang. Biarikan ia terasa dalam kesadaran
anda. Janganlah mencoba untuk melawannya atau menekannya, atau marah padannya -
karena ia tidak menyenangkan-, tetapi cukup anda catat dalam batin: merasa
sakit…. merasa sakit…… merasa sakit.
Kemudian ingatkan diri anda bawah nafas anda masih tetap berlangsung di sana
(di lubang hidung), kemudian kembali arahkan pikiran anda ke lubang hidung.
………(diam sejenak)
Nafas yang tadi telah berlalu, nafas yang berikut belum hadir, tetapi anda
dapat merasakan nafas yang sekarang. Setiap saat nafas yang berbeda akan masuk
dan keluar.
Sekarang, sebelum kita mengakhiri latihan meditasi ini, marilah sekali lagi
kita kembangkan Cinta-kasih Universal (Metta) kepada semua makhluk dengan
mempraktekkan Metta Bhavana menurut cara anda masing-masing untuk beberapa
menit.
Semoga semua makhluk sejahtera, damai dan bahagia………(diam sejenak)
Semoga
semua makhluk selamat dan bahagia………(diam sejenak)
Sekarang,
sebelum anda membuka mata anda, sadarilahj suara-suara ataupun keheningan yang
ada disekitar anda dan di dalam diri anda. Kemudian rasakan jasmani anda yang
sedang duduk di sini sekarang. Sambil menikmati kedamaian dan kebahagiaan,
perlahan-lahan bukalah mata anda dan rileks-lah. (Latihan selesai)
[Dikutip
dari Mutiara Dhamma IV>(Sumber: khotbah Ven. Olande Ananda Thera di Denpasar
tanggal 24 Nov 1991]