Senin, 20 Mei 2013

Arti Kemuliaan Sahabat

Seorang pria kemayu muncul dan menghampiri seorang pianis yang baru saja manggung. Ia memberikan bunga mawar kepada pria itu. dengan terang dan arogan. Pria itu melempar bunga itu ke jalan dan memaki pria kemayu itu dengan kasar “ Aku paling jijik sama banci dan Gay seperti kamu, sebaiknya kalian enyap saja dari dunia ini. Manusia kotor”. Pria itu memasuki mobil ditemani kekasihnya yang cantik. Sedangkan pria kemayu itu tampak menangis meratapi teganya sang idola menghancurkan hatinya.

Anton adalah seorang pemain piano yang sedang bersinar di negerinya. Ia memiliki cara untuk mencari inspirasi dengan berkeliling luar negeri. Kebiasaan yang sering pergi seorang diri membuat kekasihnya Angel terbiasa dengan sikap kekasihnya. Anton pun memutuskan untuk pergi ke Belanda seorang diri, ia berjalan disebuah daerah Den hag. Ia menikmati pertualanganya di negeri kincir angin itu hingga tersesat dari jalur peta yang ia bawa.

Hendra adalah imigran asal Indonesia yang baru saja lulus dari sarjanah kemudian berkerja di Belanda sebagai seorang desainer pakaian. Ia berkerja pada sebuah kantor desainer baju pernikahan. Suatu ketika ia berjalan dengan sepedanya menuju kantor. Di Belanda setatusnya sebagai seorang Gay sudah ia tunjukkan dengan jelas mengingat kebebasan negeri itu dalam orientasi seksual. Tingkat criminal di Belanda sangatlah minim bagi turi sehingga penjagaan polisi terhadap kejahatan sangat sedikit.

Ketika tersesat menuju jalan pulangnya, Anton mendapatkan pertolongan dari seorang warga timur tengah yang berjanji mengantarkannya ke stasiun terdekat. Namun ia salah, orang itu bermaksud jahat padanya, pria itu membawanya pada sebuah tempat yang kosong kemudian tanpa sadar memukul kepala Anton hingga tak sadarkan diri. Pria jahat itu merampas semua barang yang Anton miliki, hendra berjalan diantara semak2 taman dan berhenti untuk mengangkat telepon dari rekannya. Ketika ia menoleh ke arah sebuah persimpangan ia melihat tubuh Anton tergeletak dengan luka darah yang bertaburan dikepalanya. Ia pun menutup telepon dan mengangkat pria itu yang sedang pingsan, dengan cepat ia membawa pria itu kerumah sakit. Dengan orang yang ia tidak kenal sekalipun ia harus mengorbankan janji dengan klien yang akan ia temui, sebuah kesadaran yang tinggi untuk menolong. Dokter mengatakan padanya bahwa pria tanpa indentitas itu mengalami geger otak akibat pukulan keras di kepala dan kemungkinan akan mengalami amnesia.

Karena yang membawa pria itu adalah Hendra, ia harus bertanggung jawab kepada pasien. Hendra pun menghabiskan waktunya untuk merawat pria itu. 3 hari berlalu Hendra menghabiskan waktu menjaga Anton sehabis pulang kerja dan setiap waktu ia beristirahat. Anton pun tersadar ketika Hendra sedang membuat sketsa pakaian. Melihat hal itu, Hendra gembira dan mendekati Anton yang baru saja bangun. Dengan kebingungan Anton melihat Hendra disampingnya.

“ Siapa awak ?” Tanya Anton dan dengan bahasa melayu dan Hendra dapat menebak pria itu berasal dari asia tenggara.

“ My name its Hendra, aku yang membawa kamu ke rumah sakit.”

Anton kebingungan lalu bertanya” aku tidak ingat apa-apa”.

“ kamu tidak akan ingat apapun, karena dokter bilang kamu kehilangan ingatan.” Jelas Hendra

“ aku kehilangan ingatan.. lalu, dimana saya”

“ kamu sedang berada di Belanda. Maaf kalau bahasa melayu aku tidak bagus, aku besar dan sudah lama lupa bahasa melayu”

Perbincangan cukup singkat namun terasa nyaman. Untuk sementara Hendra memberikan nama kepada Anton dengan panggilan Java sesuai pakaian yang ia pakai ketika ditemukan. Karena tidak memiliki indetitas dan takut dikira sebagai pendatang ilegar, Hendra memutuskan untuk membawa Java ke rumahnya yang sederhana sembari mencari informasi tentang pria itu. Satu hal yang membuat Anton berpikir Java adalah pria yang layak ia tolong adalah wajah pria itu yang mirip dengan mantan kekasihnya yang telah meninggal karena HIV, 4 tahun silam.

Sementara itu Angel kekasih Java mulai kebingungan ketika kesulitan menghubungi kekasihnya yang sudah menghilang lebih dari 3 minggu lamanya tanpa kabar. Ia pun memutuskan untuk pergi ke Belanda mencari kekasihnya. Namun kedatangan terasa sia-sia kekasihnya tidak ia temukan, ia sangat kehilangan dan menangis setiap saatnya. Sedangkan Anton merasa layak sebagai Java, bahkan ia mulai terbiasa hidup sederhana di rumah Hendra yang memiliki peralatan ala kadarnya.

Sebagai seorang bintang di negerinya, ia punya segalanya. Namun di rumah Anton ia mulai mencoba mencuci pakaian dan membereskan rumah. Ia kesulitan untuk bicara dengan siapapun di negeri Belanda itu karena rata-rata orang Belanda tidak fasih berbahasa Indonesia, ia bahkan kehilangan bahasa English yang ia kuasai. Sehingga hidupnya selalu ada dirumah, menunggu Hendra pulang untuk mengajaknya bicara.

Sadar tidak sadar Anton yang Gay. Menyadari ia tidak bisa selamanya membawa dunia Java dalam hidupnya. Ia mulai mengajarkan sedikit demi sedikit bahasa Belanda kepada Java, bahkan mengajaknya untuk bekerja sebagai tenaga event pernikahan dimana ia membantu apa saja yang bisa ia lakukan. Ketika mereka sedang belajar bahasa Belanda. Java bertanya pada Hendra.

“ Dra, keluargamu dimana?”

“ aku.. aku tidak punya siapa-siapa lagi.”

“ kenapa bisa begitu?”

“ Orang tuaku meninggal sejak aku berusia 5 tahun, sejak itu aku ikut dengan pamanku. Suatu ketika pamanku mengajakku ke Australia , kemudian kami masuk sebagai pencari suaka di negeri itu. Namun saat itu kami ilegar, dan pamanku bekerja di salon sebagai tenaga kebersihan. Hal itu berlanjut hingga usiaku 13 tahun. Aku mendapatkan kewarganegeraan karena usia dibawah 17 tahun. Namun sayang pamanku saat itu mengalami stroke sehingga ia meninggal. “

“ lalu..” Tanya Java penasaran.

“ Aku hidup di panti asuhan. Hingga lulus dan mendapatkan kesempatan ke Belanda untuk belajar desain kesukaanku. Dan seperti inilah aku sekarang.. hehehe”

“ Hidupmu begitu panjang ya, andai saja aku bisa melihat masa laluku, mungkin kah seperti yang kamu bilang,. Aku adalah pekerja ilegar di negeri ini..”

Hendra terdiam kemudian menatap Java.

“ Jav, mungkin aku salah tentang statusmu di sini. Tapi aku mencoba hanya untuk melindungi kamu. Selama kamu disini kamu akan aman, aku hanya takut kamu akan di penjara karena tidak memiliki indentitas apapun.”

Java tersenyum.” Tenang saja, aku bahagia dan berterima kasih karena kamu menolongku, ntah apa yang bisa aku lakukan untuk membalas kebaikan kamu.”

“ aku juga senang punya teman yang tak pernah aku bisa bayangkan..”

“ Maksudnya..” Tanya Java

“ Selama ini aku selalu sendirian. Aku jarang bicara dengan seorang teman seperti kamu., apalagi memiliki satu bahasa yang sama. Rasanya nyaman sekali.”

“ Apakah kamu tidak memiliki kekasih.?”

Hendra terdiam menatap Java, hatinya gundah menjawab pertanyaan pria itu. Tidak mungkin ia katakan ia seorang gay. Terlebih rasanya Java adalah pria sejati.

“ aku belum memikirkan sampai disana, mungkin kelak andai Tuhan memberikan jalannya. Aku pasti memberitahukan kamu sebagai orang pertama hehehe”

“ Janji ya.. aku juga berharap, seiring perjalanan waktu aku punya banyak hal yang bisa aku pahami. Makanya aku mati-matian belajar bahasa belanda. Agar aku punya kesempatan di duniar luar sana”

“ pasti.. belajar lagi yuk..”

Keduanya mulai saling berucap bahasa sang ratu kincir angin yang sulit dalam lidah mereka.

***

Enam bulan waktu berlalu, Angel mulai putus asa dengan kehidupan yang tanpa pernah tau dimana kekasihnya berada. Ia pun memutuskan untuk melupakan Anton penuh air mata. Perjalanan waktu membawanya untuk jatuh cinta pada orang lain dalam hidupnya, Robert. Perjalanan cinta mereka pun diikuti dengan waktu dimana gambar dan kenangan Anton berakhir. Keluarga Anton bahkan tak henti2nya berharap anak emas mereka ditemukan. Namun mereka bisa menerima keputusan Angel. Dan dunia pun berjalan semakin cepat.

Sikap dan kelakuan Hendra yang feminim di kantor berlainan ketika ia di rumah. Ia tidak ingin Java tau statusnya, karena pernah sesekali ketika mereka berjalan di sebuah jalan. Dan melihat dua pasangan pria bule saling berciuman. Java marah marah dan memaki tindakan pria itu.

“ negeri apa ini, mengapa pria dan pria saling berciuman.?” Tanya Java.

“ inilah Belanda, apapun bisa kau lakukan bila kau suka”

“ termasuk prilaku menyimpang seperti mereka..?”

Hendra hanya tersenyum.lalu Java berkata” aku jijik sekali melihat itu, semoga saja Tuhan mengutuk mereka karena melewati kodratnya”

Mendengar hal itu, Hendra sesungguhnya merasa sakit hati. Namun ia tidak bisa menyalahkan ucapan Java. Karena ia sadar dunia itu memiliki dua kutub yang saling berlawanan, demikian pula dengan pikiran orang. Tidak akan pernah sama. Ia sadar sebagai seorang gay, ia tidak mungkin melakukan tindakan yang buruk di mata orang lain, ia hanya bisa mencontohkan kepada Java bahwa Gay bukanlah sebuah hal yang menjijikan , walau belum sekarang saatnya.

Java mulai bisa berkomunikasi dengan tentangganya, seorang janda bernama nyonya Feng keturunan cina daratan. Mengundang kedua orang itu untuk makan malam bersama di rumah mereka, rumah itu baru selesai dibangun dan ia ingin ada pesta kecil bagi tentangga muda mereka. Dengan senang hati Java mengatakan ya sambari memastikan Hendra akan ikut pada pesta itu. Hendra kelelahan pulang dari kantor dan mendapati hidungnya penuh darah. Ia pun beristirahat dikamar sebelum Java memasuki kamarnya dan berkata

“ Hei nyonya Feng mengajak kita makan dirumahnya untuk Chinese food, mari bersiap. Aku sudah tidak sabar menikmati masakannya”

“ bisakah aku tidak pergi..” Tanya Hendra.

“ Tidak mungkin, aku katakan padanya kamu pasti datang! Nanti dia akan kecewa dan tidak mau ajak aku bicara lagi ketika kamu tidak ada di rumah!”

Melihat sahabatnya begitu bahagia dengan sahabat barunya, Hendra pun memaksakan dirinya untuk pergi walau ia masih merasa sakit kepala. Ia pun berganti pakaian dan segera pergi ke rumah nyonya Feng. Makan malam Chinese food lengkap dihidangkan oleh wanita berusia 42 tahun tanpa anak itu. Suaminnya meninggal 2 tahun silam karena kanker. Java melihat sebuah piano klasik di ruang tamu yang begitu menarik perhatiannya.

“ apakah ini bernama piano klasik buatan jerman tahun 1986, dibuat oleh Javatse” Tanya Java.

“ bagaimana kau tau suamiku membelinya di Jerman. Terlebih tipe tahun dan pembuatnya. Apakah kamu juga mempunyai..” Tanya Nyonya Feng.

Java terdiam ia memegani kepalanya yang terasa sakit dan mengingat apa yang ia ucapkan tanpa sadar tentang piano. Hendra disampingnya mulai merasakan ada hal aneh dengan Java.

“ ntahlah, tapi aku tidak asing dengan benda ini. Boleh aku menyentuhnya..”

“ silakan saja., mau kau mainkan juga boleh..”

Java pun bersiap duduk di kursi piano itu, ia merasakan dengan pelan jemarinya di setiap toth nada diatas piano itu. Hendra mulai menaruh harapan bahwa Java mulai mengingat sesuatu di masa lalunya. Dan benar saja, ia sadar Java dapat memainkan piano dengan baik bahkan sangat mahir. Sebuah lagu habis ia mainkan dengan mendecak kagum nyonya Feng.

“ bahkan suamiku tidak bisa bermain seindah dan sebaik kamu” puji Nyonya Feng.

Kedua sahabat itu berpamitan dan pulang kerumah. Hendra mendekati sahabatnya dan bertanya.

“ apakah kamu mengingat sesuatu ketika bermain piano itu?” Tanya Hendra

“ aku tidak tau,. Tapi aku merasa tenang bersama iringan music itu. Siapa aku sebenarnya?”

Hendra terdiam dan sadar tidak baik memaksa Java melihat masa lalunya. Ia mendapatkan ide untuk memanfaatkan kemahiran Java dalam bermain piano sebagai mata pencarian. Kebetulan setiap event pernikahan terkadang terdapat konsep piano klasik untuk menambah romantic sebuah pernikahan sakrar. Java pun senang mendapatkan kesempatan itu. Mereka pun sepakat untuk mengatur waktu, dan akhirnya perjalanan baru hidup Java dimulai. Ia mulai menjadi tamu pemain piano disetiap pernikahan, penampilanya luar biasa dan setiap orang menyukainya.

Hendra mulai menghadapi sebuah masalah dalam hidupnya. Sadar tak sadar kesehatannya terus memburuk. Ia pun memeriksakan dirinya ke dokter. Ia terkejut ketika dokter mengatakan ia mengidap penyakit HIV. Ia sadar, kekasihnya dulu pernah mengalami hal yang sama. Parahnya lagi ia juga terkena kanker otak yang menyebabkan kepalanya sering terasa sakit. Ia pasrah dengan kehidupan pahit yang datang padanya. Ia tidak menyalahkan kekasihnya kerena membawakan maut padanya. Dengan wajah sedih ia pulang kerumah.

Java membuat kejutan dengan sebuah kue ulangtahun kepada Hendra yang tidak sadar hari ini adalah hari ulang tahun ke 26nya. Bukan senang dengan kejutan itu, didepan nyonya Feng ia menangis bak anak kecil. Hendra tanpa lemas dan nyaris jatuh, Java segera memeluk sahabatnya.

“ kamu kenapa?”

“ aku gapapa.. hanya bahagia. Ada kalian dalam hidupku. Aku bahagia..”

Java memeluk sahabatnya dan berkata “ Kaulah sahabat dalam hidupku, kaulah penyelamat dalam hidupku, cahaya dalam hidupku dan tak ada kata yang sanggup ku ucapkan selain terima kasih atas segala yang kau berikan padaku.”

Disaksikan nyonya Feng. Hari itu pun berakhir.

***

Angel memutuskan untuk menikah dengan Robert. Bahkan ia memutuskan untuk melangsungkan pernikahannya di Belanda. Ia memilih Hendra sebagai desainer bajunya dan juga EO untuk pernikahannya. Hendra pun mengambil foto kedua pasangan itu untuk mencari pakaian yang cocok. Ia membawa foto itu kerumah. Ketika ia minum obat di dapur, Java muncul dan melihat foto kedua mempelai itu. Ia terlihat merasa mengenal pasangan itu. Hendra muncul

“ itu foto pasangan dari Indonesia yang menikah di sini, dan pastinya kamu mendapatkan bagian di bidang music. Karena ia mau seseorang mengilingi pernikahan mereka dengan piano.”

“Oh ya.. rasanya aku tidak asing dengan wajah di foto ini.”

“ hehehe. Ada- ada saja. Aku cape dan lelah , mau tidur. “

“ ya sudah kamu istirahat saja.. aku masih belum ngatuk.”

Hendra meninggalkan Java, Java sungguh penasaran dengan sosok wajah yang ada di foto itu. ia mencoba mengingat di kepalanya, rasanya baris demi baris wajah gadis itu melintas di pikirannya. Namun rasa sakit kepala muncul dan membuatnya tidak sanggup untuk melihat lagi. Ia pun beristirahat. Dokter mengingatkan Hendra untuk segera berhenti bekerja dan beristirahat karena penyakitnya sudah semakin parah. Namun Hendra mengatakan bahwa ini adalah perkerjaan terakhirnya. Ia akan segera akan beristirahat setelah membawakan sahabatnya Java ke pentas yang ia mimpikan. Karena pernikahan Angel akan menjadi pernikahan mewah, tentu saja dengan munculnya Java di pentas itu akan membuat namanya semakin berkibar. Disaat itulah hatinya tenang dan dapat beristirahat.

“ mengapa kamu begitu baik pada pria itu, apakah kamu mencintainya?” Tanya dokter.

Hendra terdiam.

“ rasa cinta di hatiku tidak akan pernah ada lagi,. Java adalah sahabat terakhir yang aku miliki dalam hidupku. Ketika semua orang membenci dan menganggap aku sebagai sampah masyarakat. Dia tidak demikian. Dia bahkan memberikan hidupnya kepadaku sebagai sahabat. Aku tidak mungkin mencintainya. Kami murni sahabat!”

Dokter senang mendengarkan hal itu lalu bertanya. “ Apakah ia tau kamu seorang Gay”

Hendra terdiam. Ia tidak menjawab pertanyaan itu. ia tidak dapat berpikir lagi apa yang terjadi dengan semua itu kalau saja Java tau siapa dia sesungguhnya.

Pesta pernikahan di mulai. Angel tampak cantik dengan pakaian gaun yang dirancang oleh Hendra. Hendra dan Java berada dibelakang pesta untuk membahas hal hal yang perlu di lakukan. Hendra tiba tiba mimisan dan Java menjadi panic.

“kamu kenapa?”

“ aku gapapa. Cuma sedikit ga enak badan sampai mimisan gini. Kamu sebentar lagi naik panggung. Sana kamu siap siap. Aku gapapa mau ke toilet dulu.”

“ kamu yakin gapapa, perasaanku ga enak.”

“ aku gapapa sahabat, kamu buktikan kepada semua tamu kalau kamu adalah bintang, maka dengan ini jalanmu di masa depan akan bersinar dan baik.”

Tiba tiba pembawa acara mulai memanggil nama Java, dan pesta pemasangan cincin untuk pengatin telah siap. Hendra berjalan dengan terlunta lunta menuju toilet. Ia memperhatikan cermin didepannya. Wajahnya pucat dan hidupnya mulai mimisan tak berhenti. Lalu berkata

“ sekarang saatnya kamu buktikan kepada dunia kalau kamu akan punya hidup baru sahabat.” Kata hendra. Dan rintingan music piano pun terdengar. Halus dan penuh makna.

Angel yang sedang akan memasang cincin dari Robert. Seolah tak percaya ketika menoleh pemain piano yang sedang beraksi itu. ia berlari penuh histeris meninggalkan panggung utama dan mendekati Java. Anton yang hilang dalam hidupnya, muncul di pernikahan indahnya sebagai pemain piano.ia berteriak

“ Anton…………..” teriakan itu membuat Java berhenti bermain piano.

“ Anton…siapa?”

“ kamu … Anton……….!!!” Teriak angel dan Robert muncul dan melihat sosok mantan kekasih gadisnya itu.

Hendra keluar dari toilet. Dan melihat keributan itu. ia mendekati Java.

“ ada apa Java.?”

“ aku tidak tau wanita itu memanggilku Anton, aku Java bukan Anton..”

“ Angel apa kamu mengenal Java..”

“ dia bukan Java.. dia adalah Anton kekasihku yang telah hilang…”

Kini semua misteri siapa Java terjawab sudah. Semua mata saling menatap dengan kebingungan. Dan tiba tiba tubuh Hendra ambluk. Kejadian itu begitu cepat. Dengan setengah sadar ia dapat melihat Java berteriak menyadarkan dia hingga semua menjadi gelap.

Java mendapatkan kenyataan kalau Hendra mengindap kanker otak dan HIV positif. Disaat itu kesadarannya akan masa lalu mulai muncul. Ia tidak lagi peduli akan masa lalunya sabagai Anton, yang ia tau dirinya kini Java. Dan bukan pernikahan yang menghancurkan hatinya kerena angel dengan orang lain. Tapi nasib sahabatnya yang di ujung tanduk. Hendra koma hingga waktu yang tidak pernah terjawab. Dengan setia Java menunggunya disamping.

Ia kini sadar siapa sosok Hendra disampingnya. Walaupun ia adalah seorang Gay, ia bukanlah pria asing dari planet mars yang begitu menjijikan. Malu rasanya ketika ia pernah berkata kebenciannya terhadap gay, dan pada kenyataan hidupnya terselamatkan oleh seorang Gay. Ia menangis disamping sahabatnya, ia berdoa disamping sahabatnya agar sadar. Dan harapan itu terjawab ketika Hendra tersadar.

“ Java.. “

“ Hendra.. kamu sudah sadar…” ucap Java dan hendra menangis

“ Maaf.. untuk selama ini..”

“ tidak ada yang salah. Kini aku tau masa laluku. Tapi itu tidak lah penting. Bagiku yang penting aku mengenalmu sebagai sahabat dan aku bahagia”

“ maaf.. Jav,aku harus berada disini.. aku tidak tau mengapa semua jadi seperti ini”

“ Dra sembuhlah untukku. Untuk sahabat yang begitu sayang padamu..”

Dengan air mata Hendra pun berkata jujur” walau aku seorang gay!!”

Java merangkul tangan Hendra yang lemas.

“ aku tidak peduli kamu gay. Gay bukan sebuah kesalahan. Kamu adalah sahabat terindahku. Kamu tetap saudara dalam hidupku. Aku ingin kamu sembuh dan kumpul bersamaku lagi.”

“ aku senang mendengarkannya. Hatiku lega, apa yang aku takutkan selama ini dapat kulenyapkan. Aku tenang sekarang.. Java.. maafkan aku untuk segalanya..”

Tiba tiba keadaan hendra memburuk. Java panic dan memanggil dokter. Dengan terpaksa suster membawa Java keluar dari kamar. Di luar nyonya Feng sudah menunggu. Ia memeluk Java. Ia menguatkan hati laki laki penuh harapaan itu. Angel datang ke rumah sakit. Java menjelaskan segalanya dan keihklasan untuk menerima pernikahan Angel dengan Robert. Dokter muncul dan berkata maaf untuk kepergian Hendra untuk selamanya.

Java berteriak menangis. Ia kehilangan masa singkatnya untuk mengenal sahabat yang tak pernah ia duga sebelumnya. Dan dunia ini sesungguhnya indah dan berwarna terlepas setiap insan memiliki hak untuk menjadi siapa dirinya.

Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Pengikut