Seorang pria kemayu
muncul dan menghampiri seorang pianis yang baru saja manggung. Ia memberikan
bunga mawar kepada pria itu. dengan terang dan arogan. Pria itu melempar bunga
itu ke jalan dan memaki pria kemayu itu dengan kasar “ Aku paling jijik sama
banci dan Gay seperti kamu, sebaiknya kalian enyap saja dari dunia ini. Manusia
kotor”. Pria itu memasuki mobil ditemani kekasihnya yang cantik. Sedangkan pria
kemayu itu tampak menangis meratapi teganya sang idola menghancurkan hatinya.
Anton adalah seorang
pemain piano yang sedang bersinar di negerinya. Ia memiliki cara untuk mencari
inspirasi dengan berkeliling luar negeri. Kebiasaan yang sering pergi seorang
diri membuat kekasihnya Angel terbiasa dengan sikap kekasihnya. Anton pun
memutuskan untuk pergi ke Belanda seorang diri, ia berjalan disebuah daerah Den
hag. Ia menikmati pertualanganya di negeri kincir angin itu hingga tersesat
dari jalur peta yang ia bawa.
Hendra adalah imigran
asal Indonesia yang baru saja lulus dari sarjanah kemudian berkerja di Belanda
sebagai seorang desainer pakaian. Ia berkerja pada sebuah kantor desainer baju
pernikahan. Suatu ketika ia berjalan dengan sepedanya menuju kantor. Di Belanda
setatusnya sebagai seorang Gay
sudah ia tunjukkan dengan jelas mengingat kebebasan negeri itu dalam
orientasi seksual. Tingkat criminal di Belanda sangatlah minim bagi turi
sehingga penjagaan polisi terhadap kejahatan sangat sedikit.
Ketika tersesat menuju
jalan pulangnya, Anton mendapatkan pertolongan dari seorang warga timur tengah
yang berjanji mengantarkannya ke stasiun terdekat. Namun ia salah, orang itu
bermaksud jahat padanya, pria itu membawanya pada sebuah tempat yang kosong
kemudian tanpa sadar memukul kepala Anton hingga tak sadarkan diri. Pria jahat
itu merampas semua barang yang Anton miliki, hendra berjalan diantara semak2
taman dan berhenti untuk mengangkat telepon dari rekannya. Ketika ia menoleh ke
arah sebuah persimpangan ia melihat tubuh Anton tergeletak dengan luka darah
yang bertaburan dikepalanya. Ia pun menutup telepon dan mengangkat pria itu
yang sedang pingsan, dengan cepat ia membawa pria itu kerumah sakit. Dengan
orang yang ia tidak kenal sekalipun ia harus mengorbankan janji dengan klien
yang akan ia temui, sebuah kesadaran yang tinggi untuk menolong. Dokter mengatakan
padanya bahwa pria tanpa indentitas itu mengalami geger otak akibat pukulan
keras di kepala dan kemungkinan akan mengalami amnesia.
Karena yang membawa
pria itu adalah Hendra, ia harus bertanggung jawab kepada pasien. Hendra pun
menghabiskan waktunya untuk merawat pria itu. 3 hari berlalu Hendra
menghabiskan waktu menjaga Anton sehabis pulang kerja dan setiap waktu ia
beristirahat. Anton pun tersadar ketika Hendra sedang membuat sketsa pakaian.
Melihat hal itu, Hendra gembira dan mendekati Anton yang baru saja bangun.
Dengan kebingungan Anton melihat Hendra disampingnya.
“ Siapa awak ?” Tanya Anton dan dengan bahasa
melayu dan Hendra dapat menebak pria itu berasal dari asia tenggara.
“ My name its Hendra, aku yang membawa kamu ke
rumah sakit.”
Anton kebingungan lalu bertanya” aku tidak
ingat apa-apa”.
“ kamu tidak akan ingat apapun, karena dokter
bilang kamu kehilangan ingatan.” Jelas Hendra
“ aku kehilangan ingatan.. lalu, dimana saya”
“ kamu sedang berada di Belanda. Maaf kalau
bahasa melayu aku tidak bagus, aku besar dan sudah lama lupa bahasa melayu”
Perbincangan cukup singkat namun terasa nyaman.
Untuk sementara Hendra memberikan nama kepada Anton dengan panggilan Java
sesuai pakaian yang ia pakai ketika ditemukan. Karena tidak memiliki indetitas dan
takut dikira sebagai pendatang ilegar, Hendra memutuskan untuk membawa Java ke
rumahnya yang sederhana sembari mencari informasi tentang pria itu. Satu hal
yang membuat Anton berpikir Java adalah pria yang layak ia tolong adalah wajah
pria itu yang mirip dengan mantan kekasihnya yang telah meninggal karena HIV, 4
tahun silam.
Sementara itu Angel
kekasih Java mulai kebingungan ketika kesulitan menghubungi kekasihnya yang
sudah menghilang lebih dari 3 minggu lamanya tanpa kabar. Ia pun memutuskan
untuk pergi ke Belanda mencari kekasihnya. Namun kedatangan terasa sia-sia
kekasihnya tidak ia temukan, ia sangat kehilangan dan menangis setiap saatnya.
Sedangkan Anton merasa layak sebagai Java, bahkan ia mulai terbiasa hidup
sederhana di rumah Hendra yang memiliki peralatan ala kadarnya.
Sebagai seorang bintang
di negerinya, ia punya segalanya. Namun di rumah Anton ia mulai mencoba mencuci
pakaian dan membereskan rumah. Ia kesulitan untuk bicara dengan siapapun di
negeri Belanda itu karena rata-rata orang Belanda tidak fasih berbahasa
Indonesia, ia bahkan kehilangan bahasa English yang ia kuasai. Sehingga
hidupnya selalu ada dirumah, menunggu Hendra pulang untuk mengajaknya bicara.
Sadar tidak sadar Anton
yang Gay. Menyadari ia tidak bisa selamanya membawa dunia Java dalam hidupnya.
Ia mulai mengajarkan sedikit demi sedikit bahasa Belanda kepada Java, bahkan
mengajaknya untuk bekerja sebagai tenaga event pernikahan dimana ia membantu
apa saja yang bisa ia lakukan. Ketika mereka sedang belajar bahasa Belanda. Java
bertanya pada Hendra.
“ Dra, keluargamu dimana?”
“ aku.. aku tidak punya siapa-siapa lagi.”
“ kenapa bisa begitu?”
“ Orang tuaku meninggal sejak aku berusia 5
tahun, sejak itu aku ikut dengan pamanku. Suatu ketika pamanku mengajakku ke
Australia , kemudian kami masuk sebagai pencari suaka di negeri itu. Namun saat
itu kami ilegar, dan pamanku bekerja di salon sebagai tenaga kebersihan. Hal
itu berlanjut hingga usiaku 13 tahun. Aku mendapatkan kewarganegeraan karena
usia dibawah 17 tahun. Namun sayang pamanku saat itu mengalami stroke sehingga
ia meninggal. “
“ lalu..” Tanya Java penasaran.
“ Aku hidup di panti asuhan. Hingga lulus dan
mendapatkan kesempatan ke Belanda untuk belajar desain kesukaanku. Dan seperti
inilah aku sekarang.. hehehe”
“ Hidupmu begitu panjang ya, andai saja aku
bisa melihat masa laluku, mungkin kah seperti yang kamu bilang,. Aku adalah
pekerja ilegar di negeri ini..”
Hendra terdiam kemudian menatap Java.
“ Jav, mungkin aku salah tentang statusmu di
sini. Tapi aku mencoba hanya untuk melindungi kamu. Selama kamu disini kamu
akan aman, aku hanya takut kamu akan di penjara karena tidak memiliki
indentitas apapun.”
Java tersenyum.” Tenang saja, aku bahagia dan
berterima kasih karena kamu menolongku, ntah apa yang bisa aku lakukan untuk
membalas kebaikan kamu.”
“ aku juga senang punya teman yang tak pernah
aku bisa bayangkan..”
“ Maksudnya..” Tanya Java
“ Selama ini aku selalu sendirian. Aku jarang
bicara dengan seorang teman seperti kamu., apalagi memiliki satu bahasa yang
sama. Rasanya nyaman sekali.”
“ Apakah kamu tidak memiliki kekasih.?”
Hendra terdiam menatap
Java, hatinya gundah menjawab pertanyaan pria itu. Tidak mungkin ia katakan ia
seorang gay. Terlebih rasanya Java adalah pria sejati.
“ aku belum memikirkan sampai disana, mungkin
kelak andai Tuhan memberikan jalannya. Aku pasti memberitahukan kamu sebagai
orang pertama hehehe”
“ Janji ya.. aku juga berharap, seiring
perjalanan waktu aku punya banyak hal yang bisa aku pahami. Makanya aku
mati-matian belajar bahasa belanda. Agar aku punya kesempatan di duniar luar
sana”
“ pasti.. belajar lagi yuk..”
Keduanya mulai saling berucap bahasa sang ratu
kincir angin yang sulit dalam lidah mereka.
***
Enam bulan waktu
berlalu, Angel mulai putus asa dengan kehidupan yang tanpa pernah tau dimana
kekasihnya berada. Ia pun memutuskan untuk melupakan Anton penuh air mata.
Perjalanan waktu membawanya untuk jatuh cinta pada orang lain dalam hidupnya,
Robert. Perjalanan cinta mereka pun diikuti dengan waktu dimana gambar dan
kenangan Anton berakhir. Keluarga Anton bahkan tak henti2nya berharap anak emas
mereka ditemukan. Namun mereka bisa menerima keputusan Angel. Dan dunia pun
berjalan semakin cepat.
Sikap dan kelakuan
Hendra yang feminim di kantor berlainan ketika ia di rumah. Ia tidak ingin Java
tau statusnya, karena pernah sesekali ketika mereka berjalan di sebuah jalan.
Dan melihat dua pasangan pria bule saling berciuman. Java marah marah dan
memaki tindakan pria itu.
“ negeri apa ini, mengapa pria dan pria saling
berciuman.?” Tanya Java.
“ inilah Belanda, apapun bisa kau lakukan bila
kau suka”
“ termasuk prilaku menyimpang seperti
mereka..?”
Hendra hanya tersenyum.lalu Java berkata” aku
jijik sekali melihat itu, semoga saja Tuhan mengutuk mereka karena melewati
kodratnya”
Mendengar hal itu,
Hendra sesungguhnya merasa sakit hati. Namun ia tidak bisa menyalahkan ucapan
Java. Karena ia sadar dunia itu memiliki dua kutub yang saling berlawanan,
demikian pula dengan pikiran orang. Tidak akan pernah sama. Ia sadar sebagai
seorang gay, ia tidak mungkin melakukan tindakan yang buruk di mata orang lain,
ia hanya bisa mencontohkan kepada Java bahwa Gay bukanlah sebuah hal yang
menjijikan , walau belum sekarang saatnya.
Java mulai bisa
berkomunikasi dengan tentangganya, seorang janda bernama nyonya Feng keturunan
cina daratan. Mengundang kedua orang itu untuk makan malam bersama di rumah
mereka, rumah itu baru selesai dibangun dan ia ingin ada pesta kecil bagi
tentangga muda mereka. Dengan senang hati Java mengatakan ya sambari memastikan
Hendra akan ikut pada pesta itu. Hendra kelelahan pulang dari kantor dan
mendapati hidungnya penuh darah. Ia pun beristirahat dikamar sebelum Java
memasuki kamarnya dan berkata
“ Hei nyonya Feng mengajak kita makan
dirumahnya untuk Chinese food, mari bersiap. Aku sudah tidak sabar menikmati
masakannya”
“ bisakah aku tidak pergi..” Tanya Hendra.
“ Tidak mungkin, aku katakan padanya kamu pasti
datang! Nanti dia akan kecewa dan tidak mau ajak aku bicara lagi ketika kamu
tidak ada di rumah!”
Melihat sahabatnya
begitu bahagia dengan sahabat barunya, Hendra pun memaksakan dirinya untuk
pergi walau ia masih merasa sakit kepala. Ia pun berganti pakaian dan segera
pergi ke rumah nyonya Feng. Makan malam Chinese food lengkap dihidangkan oleh
wanita berusia 42 tahun tanpa anak itu. Suaminnya meninggal 2 tahun silam
karena kanker. Java melihat sebuah piano klasik di ruang tamu yang begitu
menarik perhatiannya.
“ apakah ini bernama piano klasik buatan jerman
tahun 1986, dibuat oleh Javatse” Tanya Java.
“ bagaimana kau tau suamiku membelinya di
Jerman. Terlebih tipe tahun dan pembuatnya. Apakah kamu juga mempunyai..” Tanya
Nyonya Feng.
Java terdiam ia memegani kepalanya yang terasa
sakit dan mengingat apa yang ia ucapkan tanpa sadar tentang piano. Hendra
disampingnya mulai merasakan ada hal aneh dengan Java.
“ ntahlah, tapi aku tidak asing dengan benda
ini. Boleh aku menyentuhnya..”
“ silakan saja., mau kau mainkan juga boleh..”
Java pun bersiap duduk di kursi piano itu, ia
merasakan dengan pelan jemarinya di setiap toth nada diatas piano itu. Hendra
mulai menaruh harapan bahwa Java mulai mengingat sesuatu di masa lalunya. Dan
benar saja, ia sadar Java dapat memainkan piano dengan baik bahkan sangat
mahir. Sebuah lagu habis ia mainkan dengan mendecak kagum nyonya Feng.
“ bahkan suamiku tidak bisa bermain seindah dan
sebaik kamu” puji Nyonya Feng.
Kedua sahabat itu berpamitan dan pulang
kerumah. Hendra mendekati sahabatnya dan bertanya.
“ apakah kamu mengingat sesuatu ketika bermain
piano itu?” Tanya Hendra
“ aku tidak tau,. Tapi aku merasa tenang
bersama iringan music itu. Siapa aku sebenarnya?”
Hendra terdiam dan
sadar tidak baik memaksa Java melihat masa lalunya. Ia mendapatkan ide untuk
memanfaatkan kemahiran Java dalam bermain piano sebagai mata pencarian.
Kebetulan setiap event pernikahan terkadang terdapat konsep piano klasik untuk
menambah romantic sebuah pernikahan sakrar. Java pun senang mendapatkan
kesempatan itu. Mereka pun sepakat untuk mengatur waktu, dan akhirnya
perjalanan baru hidup Java dimulai. Ia mulai menjadi tamu pemain piano disetiap
pernikahan, penampilanya luar biasa dan setiap orang menyukainya.
Hendra mulai menghadapi
sebuah masalah dalam hidupnya. Sadar tak sadar kesehatannya terus memburuk. Ia
pun memeriksakan dirinya ke dokter. Ia terkejut ketika dokter mengatakan ia mengidap
penyakit HIV. Ia sadar, kekasihnya dulu pernah mengalami hal yang sama.
Parahnya lagi ia juga terkena kanker otak yang menyebabkan kepalanya sering
terasa sakit. Ia pasrah dengan kehidupan pahit yang datang padanya. Ia tidak
menyalahkan kekasihnya kerena membawakan maut padanya. Dengan wajah sedih ia
pulang kerumah.
Java membuat kejutan
dengan sebuah kue ulangtahun kepada Hendra yang tidak sadar hari ini adalah
hari ulang tahun ke 26nya. Bukan senang dengan kejutan itu, didepan nyonya Feng
ia menangis bak anak kecil. Hendra tanpa lemas dan nyaris jatuh, Java segera
memeluk sahabatnya.
“ kamu kenapa?”
“ aku gapapa.. hanya bahagia. Ada kalian dalam
hidupku. Aku bahagia..”
Java memeluk sahabatnya dan berkata “ Kaulah
sahabat dalam hidupku, kaulah penyelamat dalam hidupku, cahaya dalam hidupku
dan tak ada kata yang sanggup ku ucapkan selain terima kasih atas segala yang
kau berikan padaku.”
Disaksikan nyonya Feng. Hari itu pun berakhir.
***
Angel memutuskan untuk
menikah dengan Robert. Bahkan ia memutuskan untuk melangsungkan pernikahannya
di Belanda. Ia memilih Hendra sebagai desainer bajunya dan juga EO untuk
pernikahannya. Hendra pun mengambil foto kedua pasangan itu untuk mencari
pakaian yang cocok. Ia membawa foto itu kerumah. Ketika ia minum obat di dapur,
Java muncul dan melihat foto kedua mempelai itu. Ia terlihat merasa mengenal
pasangan itu. Hendra muncul
“ itu foto pasangan dari Indonesia yang menikah
di sini, dan pastinya kamu mendapatkan bagian di bidang music. Karena ia mau
seseorang mengilingi pernikahan mereka dengan piano.”
“Oh ya.. rasanya aku tidak asing dengan wajah
di foto ini.”
“ hehehe. Ada- ada saja. Aku cape dan lelah ,
mau tidur. “
“ ya sudah kamu istirahat saja.. aku masih
belum ngatuk.”
Hendra meninggalkan
Java, Java sungguh penasaran dengan sosok wajah yang ada di foto itu. ia
mencoba mengingat di kepalanya, rasanya baris demi baris wajah gadis itu
melintas di pikirannya. Namun rasa sakit kepala muncul dan membuatnya tidak
sanggup untuk melihat lagi. Ia pun beristirahat. Dokter mengingatkan Hendra
untuk segera berhenti bekerja dan beristirahat karena penyakitnya sudah semakin
parah. Namun Hendra mengatakan bahwa ini adalah perkerjaan terakhirnya. Ia akan
segera akan beristirahat setelah membawakan sahabatnya Java ke pentas yang ia
mimpikan. Karena pernikahan Angel akan menjadi pernikahan mewah, tentu saja
dengan munculnya Java di pentas itu akan membuat namanya semakin berkibar.
Disaat itulah hatinya tenang dan dapat beristirahat.
“ mengapa kamu begitu baik pada pria itu, apakah
kamu mencintainya?” Tanya dokter.
Hendra terdiam.
“ rasa cinta di hatiku tidak akan pernah ada
lagi,. Java adalah sahabat terakhir yang aku miliki dalam hidupku. Ketika semua
orang membenci dan menganggap aku sebagai sampah masyarakat. Dia tidak demikian.
Dia bahkan memberikan hidupnya kepadaku sebagai sahabat. Aku tidak mungkin
mencintainya. Kami murni sahabat!”
Dokter senang mendengarkan hal itu lalu
bertanya. “ Apakah ia tau kamu seorang Gay”
Hendra terdiam. Ia tidak menjawab pertanyaan
itu. ia tidak dapat berpikir lagi apa yang terjadi dengan semua itu kalau saja
Java tau siapa dia sesungguhnya.
Pesta pernikahan di
mulai. Angel tampak cantik dengan pakaian gaun yang dirancang oleh Hendra.
Hendra dan Java berada dibelakang pesta untuk membahas hal hal yang perlu di
lakukan. Hendra tiba tiba mimisan dan Java menjadi panic.
“kamu kenapa?”
“ aku gapapa. Cuma sedikit ga enak badan sampai
mimisan gini. Kamu sebentar lagi naik panggung. Sana kamu siap siap. Aku gapapa
mau ke toilet dulu.”
“ kamu yakin gapapa, perasaanku ga enak.”
“ aku gapapa sahabat, kamu buktikan kepada
semua tamu kalau kamu adalah bintang, maka dengan ini jalanmu di masa depan
akan bersinar dan baik.”
Tiba tiba pembawa acara mulai memanggil nama
Java, dan pesta pemasangan cincin untuk pengatin telah siap. Hendra berjalan
dengan terlunta lunta menuju toilet. Ia memperhatikan cermin didepannya.
Wajahnya pucat dan hidupnya mulai mimisan tak berhenti. Lalu berkata
“ sekarang saatnya kamu buktikan kepada dunia
kalau kamu akan punya hidup baru sahabat.” Kata hendra. Dan rintingan music
piano pun terdengar. Halus dan penuh makna.
Angel yang sedang akan memasang cincin dari
Robert. Seolah tak percaya ketika menoleh pemain piano yang sedang beraksi itu.
ia berlari penuh histeris meninggalkan panggung utama dan mendekati Java. Anton
yang hilang dalam hidupnya, muncul di pernikahan indahnya sebagai pemain
piano.ia berteriak
“ Anton…………..” teriakan itu membuat Java
berhenti bermain piano.
“ Anton…siapa?”
“ kamu … Anton……….!!!” Teriak angel dan Robert
muncul dan melihat sosok mantan kekasih gadisnya itu.
Hendra keluar dari toilet. Dan melihat
keributan itu. ia mendekati Java.
“ ada apa Java.?”
“ aku tidak tau wanita itu memanggilku Anton,
aku Java bukan Anton..”
“ Angel apa kamu mengenal Java..”
“ dia bukan Java.. dia adalah Anton kekasihku
yang telah hilang…”
Kini semua misteri
siapa Java terjawab sudah. Semua mata saling menatap dengan kebingungan. Dan
tiba tiba tubuh Hendra ambluk. Kejadian itu begitu cepat. Dengan setengah sadar
ia dapat melihat Java berteriak menyadarkan dia hingga semua menjadi gelap.
Java mendapatkan
kenyataan kalau Hendra mengindap kanker otak dan HIV positif. Disaat itu
kesadarannya akan masa lalu mulai muncul. Ia tidak lagi peduli akan masa
lalunya sabagai Anton, yang ia tau dirinya kini Java. Dan bukan pernikahan yang
menghancurkan hatinya kerena angel dengan orang lain. Tapi nasib sahabatnya
yang di ujung tanduk. Hendra koma hingga waktu yang tidak pernah terjawab.
Dengan setia Java menunggunya disamping.
Ia kini sadar siapa
sosok Hendra disampingnya. Walaupun ia adalah seorang Gay, ia bukanlah pria
asing dari planet mars yang begitu menjijikan. Malu rasanya ketika ia pernah
berkata kebenciannya terhadap gay, dan pada kenyataan hidupnya terselamatkan
oleh seorang Gay. Ia menangis disamping sahabatnya, ia berdoa disamping
sahabatnya agar sadar. Dan harapan itu terjawab ketika Hendra tersadar.
“ Java.. “
“ Hendra.. kamu sudah sadar…” ucap Java dan
hendra menangis
“ Maaf.. untuk selama ini..”
“ tidak ada yang salah. Kini aku tau masa laluku.
Tapi itu tidak lah penting. Bagiku yang penting aku mengenalmu sebagai sahabat
dan aku bahagia”
“ maaf.. Jav,aku harus berada disini.. aku
tidak tau mengapa semua jadi seperti ini”
“ Dra sembuhlah untukku. Untuk sahabat yang
begitu sayang padamu..”
Dengan air mata Hendra pun berkata jujur” walau
aku seorang gay!!”
Java merangkul tangan Hendra yang lemas.
“ aku tidak peduli kamu gay. Gay bukan sebuah
kesalahan. Kamu adalah sahabat terindahku. Kamu tetap saudara dalam hidupku.
Aku ingin kamu sembuh dan kumpul bersamaku lagi.”
“ aku senang mendengarkannya. Hatiku lega, apa
yang aku takutkan selama ini dapat kulenyapkan. Aku tenang sekarang.. Java..
maafkan aku untuk segalanya..”
Tiba tiba keadaan
hendra memburuk. Java panic dan memanggil dokter. Dengan terpaksa suster
membawa Java keluar dari kamar. Di luar nyonya Feng sudah menunggu. Ia memeluk
Java. Ia menguatkan hati laki laki penuh harapaan itu. Angel datang ke rumah
sakit. Java menjelaskan segalanya dan keihklasan untuk menerima pernikahan
Angel dengan Robert. Dokter muncul dan berkata maaf untuk kepergian Hendra
untuk selamanya.
Java berteriak
menangis. Ia kehilangan masa singkatnya untuk mengenal sahabat yang tak pernah
ia duga sebelumnya. Dan dunia ini sesungguhnya indah dan berwarna terlepas setiap
insan memiliki hak untuk menjadi siapa dirinya.
Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar