Mempelajari teks dan meditasi
secara kaku dapat membuat anda kehilangan ‘Pikiran Asli’ anda. Sebuah ‘lagu
sunyi’ dari seorang nelayan, sungguh, bisa menjadi harta karun tak ternilai.
Senja berhujan di sungai, bulan mengintip masuk dan
keluar dari awan-awan;
Anggun melampaui kata-kata, ia menyanyikan lagu pada
malam demi malam.
~ Ikkyu
Selasa, 04 Juni 2013
Sebuah sajak dari ikkyu
Ikkyu dan wanita bugil
Ikkyu makin dewasa, dan konon ia
mengalami pencerahan saat mendengar suara burung gagak mengaok melintasi danau.
Suatu hari, Ikkyu berjalan di tepi sungai, tanpa
sengaja ia kepergok dengan seorang wanita bugil yang baru selesai mandi. Apa
yang Ikkyu lakukan?
Ikkyu tidak buru-buru menghindar, malah membungkuk
menghormat dengan dalam. Beberapa orang yang kebetulan melihat kejadian itu
kemudian protes kepada Ikkyu, "Orang biasa hanya akan melirik wanita
telanjang itu. Mengapa anda malah membungkuk?"
Ikkyu berkata: "Wanita adalah sumber semua
manusia, termasuk Buddha dan Bodhidharma.Apa yang salah dengan menghormati
sumber kehidupan?"
Ikkyu dan baju yang indah
Suatu hari Ikkyu dan biarawan
lainnya diundang Jinbei Yang kaya raya dengan menu vegetarian. Habis menempuh
perjalanan jauh, Ikkyu sekalian mampir ke rumah Jinbei dengan pakaian lusuh.
Pelayan penerima tamu menolak kehadiran Ikkyu karena majikan mereka berpesan
supaya tidak menerima tamu yang berpakaian kumal.
Ikkyu pulang dan kembali datang dengan pakaian yang
paling bagus. Ia disambut layaknya tamu terhormat. Setelah dipersilahkan duduk
di depan meja yang penuh makanan lezat, Ikkyu lalu menanggalkan pakaian luarnya
yang indah dan meletakkannya di tempat duduk. Sambil berjalan keluar, Ikkyu
berkata kepada Jinbei, "Maaf saya harus permisi pulang, karena yang
diundang adalah pakaian yang indah itu."
Ikkyu dan orang miskin
Ketika beranjak dewasa, Ikkyu
mulai berkelana keluar Vihara. Ia terharu melihat masih banyak keluarga yang
miskin hidupnya, sementara penguasanya kaya raya.
Suatu hari ia mengambil sebatang tongkat di pinggir
jalan, lalu berkunjung ke rumah penguasa. Sang penguasa sangat senang
dikunjungi Ikkyu yang sangat terkenal itu.
"Ini tongkat Pendeta Kobotaishi yang terkenal.
Akan saya hadiahkan kepada anda." Kata Ikkyu. Karena gemar mengumpulkan
benda mewah dan langka, penguasa itu memberikan banyak uang sebagai imbalan.
Kemudian berkat pemberian Ikkyu, penduduk tidak
kelaparan lagi.
Malangnya, ada seorang prajurit yang melihat Ikkyu
memungut tongkat itu dari pinggir jalan, dan melaporkannya pada penguasa.
Akhirnya Ikkyu ditangkap.
"Kau bilang ini tongkat milik Pendeta
Kobotaishi, ternyata bukan. Kau berbohong utk mendapatkan uang, apa
maksudmu?"
Ikkyu berkata: "Kobotaishi mengeluarkan air
dengan tongkat untuk menolong orang miskin. Aku menukar tongkat ini dengan uang
juga untuk menolong orang miskin. Sama saja bukan?"
Ucapan ini membuat penguasa menyadari kesalahannya.