Sang
Buddha berkata pada Maha Moggallana: “Apakah engkau mengantuk, Moggallana?
Apakah engkau mengantuk?”
“Ya,
Tuanku.”
“Baiklah,
apabila pikiran malas menimpamu, janganlah perhatikan pikiran itu, jangan
tinggal-berdiam dengannya. Dengan demikian, perasaan itu mungkin akan berlalu.
“Tetapi
bila, setelah itu, kemalasan tidak berlalu, engkau hendaknya memikirkan dan
merenungkan Dhamma di dalam batinmu – mengulanginya dalam batin sesuai yang
telah engkau dengar dan pelajari. Dengan demikian, kemalasan mungkin akan
berlalu.
“Tetapi
bila, setelah itu, kemalasan tidak berlalu, engkau hendaknya membacakan Dhamma
secara rinci sesuai yang telah engkau dengar dan pelajari. Dengan demikian,
kemalasan mungkin akan berlalu.
“Tetapi
bila, setelah itu, kemalasan tidak berlalu, engkau hendaknya menarik telingamu
dan menggosok anggota badanmu dengan telapak tangan. Dengan demikian, kemalasan
mungkin akan berlalu.
“Tetapi
bila, setelah itu, kemalasan tidak berlalu, bangkitlah dari tempat dudukmu, basuhlah
mukamu, pandanglah ke segala penjuru dan tataplah langit yang berbintang.
Dengan demikian, kemalasan mungkin akan berlalu.”
“Tetapi
bila, setelah itu, kemalasan tidak berlalu, engkau hendaknya mengembangkan
pencerapan cahaya dengan kuat-seperti pada siang hari, demikian pula malam
hari; seperti pada malam hari, demikian pula pada siang hari. Jadi dengan batin
yang bersih dan tak terhalang, engkau hendaknya mengembangkan kesadaran yang
memancar. Dengan demikian, kemalasan mungkin akan berlalu.”
“Tetapi
bila, setelah itu, kemalasan tidak berlalu, engkau hendaknya sadar pada apa
yang ada di depan dan di belakangmu. Berjalanlah naik turun dengan perasaan
yang menatap ke dalam dan batinmu jangan mengembara kemana-mana. Dengan
demikian, kemalasan mungkin akan berlalu.”
“Tetapi
bila, setelah itu, kemalasan tidak berlalu, berbaringlah diatas sisi kananmu
seperti posisi singa dengan satu kaki diatas lainnya, dalam kesadaran penuh dan
bersih, dengan pikiran bahwa engkau akan segera bangkit kembali. Setelah bangkit,
engkau hendaknya meluruskan badan, berpikir: “Saya tidak akan menuruti
kesenangan berbaring, bersandar dan tidur.” Latihlah dirimu seperti ini.”
(Anguttara Nikaya IV : 85 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar