Senin, 03 Juni 2013

Anapanasati (Meditasi Pernafasan)

Pada kesempatan ini kami ingin menjelaskan instruksi dasar mengenai bagaimana cara mengembangkan konsentrasi dengan ānāpānasati (perhatian pada napas).

Ada dua jenis meditasi: Samatha dan Vipassanā.
Samatha adalah pengembangan konsentrasi, dan Vipassanā adalah pengembangan kebijaksanaan. Samatha merupakan fondasi yang sangat penting untuk Vipassanā. Dalam Khandha Samyutta dan Sacca Samyutta, Budd...ha mengatakan:

Samādhi§, bhikkhave, bhāvetha.
Samāhito, bhikkhave, bhikkhu yathābhuta§ pajānāti.

Artinya:
Para bhikkhu, tumbuh kembangkan konsentrasi.
Dengan konsentrasi, para bhikkhu, seorang bhikkhu melihat segala fenomena sebagaimana adanya.

Inilah sebabnya para pemula sangat dianjurkan untuk berlatih Samatha terlebih dahulu, untuk mengembangkan konsentrasi yang kuat dan mendalam. Lalu kemudian bisa berlatih Vipassanā, untuk melihat sifat alami dari segala fenomena.

Ada 40 latihan Samatha, tetapi kami biasanya mengajarkan ānāpānasati (perhatian pada napas) kepada para pemula karena kebanyakan yogi berhasil dengan cara itu.

Dalam Samyutta Nikaya, Buddha menyanjung ānāpānasati:
*) Para bhikkhu, konsentrasi melalui perhatian pada napas, ketika dikembangkan dan dilatih dengan baik, akan sangat tenang dan damai. Itu adalah ketenangan murni, dan seketika menjauhkan serta menekan pikiran buruk yang tidak bermanfaat.

**) Visuddhimagga juga mengatakan:
Perhatian pada napas sebagai latihan meditasi adalah yang paling utama di antara latihan meditasi dari semua Buddha, (beberapa) Pacekka Buddha, dan (beberapa) murid Buddha sebagai dasar untuk memperoleh ketenangan murni seketika.

* S.V.X.i.9 ‘VesālīSutta’ (‘Vesali Sutta’)

**Vs.VIII ‘Anussati Kammaññhāna Niddesa (‘Recollection Subjects Explanation’ Ñ145)

Langkah dasar dalam melatih ānāpānasati adalah sebagai berikut:

Langkah Pertama:

Duduk tegak. Silakan memilih posisi duduk yang nyaman dan sesuai dengan diri anda. Jika merasa kesulitan, tidak perlu duduk melipat kaki (bersila). Anda juga boleh duduk dengan dua kaki bersebelahan di atas tanah (tidak saling menekan). Duduk di atas alas dengan ketebalan yang sesuai akan membantu anda lebih nyaman, dan membuat anda mudah meluruskan tubuh bagian atas.
Selanjutnya rilekskan tubuh anda bagian demi bagian, dari kepala hingga kaki. Sampai tidak ada ketegangan di bagian manapun dari tubuh anda. Jika masih ada ketegangan, cobalah untuk melunturkannya, sehingga menjadi rileks dan alami.Jika tidak, ketegangan itu akan menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa sakit. Jadi pastikan untuk merilekskan seluruh tubuh setiap kali anda mulai meditasi duduk.

Langkah Kedua:
Kesampingkan semua pemikiran, termasuk semua kekhawatiran dan perencanaan. Anda harus merefleksi pada kenyataan bahwa segala sesuatu yang berkondisi adalah tidak kekal. Mereka tidak akan mengikuti keinginan anda tetapi akan mengikuti alur mereka sendiri. Tiada guna mencoba mencengkeram mereka. Jadi sangat bagus untuk mengesampingkan mereka selama anda bermeditasi.
Kapanpun anda terperangkap dalam pemikiran-pemikiran, anda harus mengingatkan diri anda bahwa saat ini bukanlah waktu bagi anda untuk kuatir, sekarang adalah waktu bagi anda untuk menjaga pikiran anda hanya pada satu objek meditasi: napas. Jika anda mengingat sesuatu yang sangat penting, dan berpikir anda harus mengingatnya terus menerus, jangan lakukan itu pada saat meditasi. Jika perlu, anda bisa mencatat hal penting tersebut di sebuah buku catatan yang senantiasa anda bawa, dan kemudian tidak memikirkan itu lagi selama anda meditasi.
Jika anda benar-benar ingin berhasil dalam ānāpānasati, anda harus mengesampingkan semua objek lain. Beberapa yogi ingin mengembangkan konsentrasi, tetapi tidak bisa melepaskan keterikatan pada banyak hal duniawi. Hasilnya, pikiran mereka menjadi gelisah, selalu berkeliaran antara napas dan hal-hal duniawi. Meski mereka berusaha keras menenangkan pikiran mereka, mereka gagal: hanya karena mereka tidak mampu melepaskan keterikatan mereka pada objek lain. Keterikatan seperti itu adalah halangan besar bagi kemajuan meditasi seseorang.

Langkah Ketiga:
Biasakan diri dengan napas melalui latihan. Setelah anda merilekskan tubuh anda, dan telah berhasil membereskan semua pemikiran lain, anda harus mengarahkan pikiran anda pada area di mana keluar dan masuknya napas: titik persentuhan. Itu adalah area di sekitar lubang hidung dan di atas bibir atas. Cobalah untuk merasakan napas pada salah satu dari dua tempat itu. Kemudian jaga pikirin tetap pada napas, dan menyadarinya sepanjang waktu. Anda harus coba mengenali napas alami secara jujur, seolah anda adalah seorang pengamat. Jangan mengendalikan atau mengatur napas alami: cukup mengetahui sebagaimana adanya. Jika anda mengendalikan napas anda, anda mungkin merasa tidak nyaman di dada.
Satu hal penting adalah bahwa anda hanya memperhatikan titik persentuhan napas yang anda tentukan, bahwa anda tidak mengikuti napas masuk ke dalam atau napas keluar dari tubuh anda. Jika anda mengikuti napas ke dalam dan keluar dari tubuh, anda tidak akan bisa memantapkan konsentrasi anda.
Untuk menjelaskan hal ini, Visuddhimagga memberikan sebuah perumpamaan: perumpamaan dari penjaga gerbang. Seorang penjaga gerbang tidak memberi perhatian pada orang-orang yang telah masuk ke dalam atau sudah keluar dari kota: dia memberi perhatian hanya pada orang-orang yang tiba di gerbang. Dalam hal yang sama, napas yang telah masuk ke dalam dan telah keluar bukanlah urusan bagi yogi. Urusannya hanya pada napas yang tiba di titik persentuhan (gerbang). Hal penting lain adalah bahwa anda janganlah berkonsentrasi pada karakteristik empat unsur pada napas anda. Anda janganlah berkonsentrasi pada karakteristik dari unsur tanah pada napas (kekerasan, kekasaran, berat, lembut, halus atau ringan), juga tidak pada karakteristik dari unsur air (terapung dan peleburan), tidak pula pada karakteristik unsur api (panas dan dingin), pun tidak pada karakteristik unsur angin pada napas (mendorong dan menahan).
Jika anda berkonsentrasi pada salah satu dari karakeristik di atas, karakteristik lain juga akan menjadi semakin jelas pada tubuh anda, dan akan menganggu konsentrasi anda. Apa yang harus anda lakukan adalah hanya mengetahui napas. Anda harus mengetahui napas sebagai sebuah pengertian umum.
Ada kalanya seorang yogi akan menemui kesulitan untuk memperhatikan napas. Ini bukan karena dia tidak lagi bernapas: itu karena napas telah menjadi lembut, dan dia masih belum terbiasa akan hal itu. Akan tetapi, dia harus tetap menjaga pikirannya pada titik persentuhan dengn pikiran tenang dan siaga. Saat menjadi sulit baginya mengamati napas, dia tidak perlu melakukan hal lain selain mengetahui bahawa dia masih bernapas. Lalu, dengan kesabaran dan perhatia, dia akan perlahan bisa

mengetahui napas yang lembut tersebut. Jika dia mencoba terus menerus, dia akan terbiasa untuk berkonsentrasi terhadap napas lembut tersebut. Itu akan sangat membantunya untuk mengembangkan konsentrasi mendalam.
Ketika mencoba membiaskan diri dengan napas, anda harus mengikuti jalan tengah: anda harus mengupayakan usaha yang cukup. Jangan terlalu banyak usaha, karena anda mungkin kemudian akan bermasalah dengan ketegangan, sakit kepala dan mata yang terasa tertarik. Dan juga, jangan mengupayakan usaha yang terlalu sedikit, karena anda nanti akan melamun atau jatuh tertidur.

Jadi bagus sekali jika anda memastikan bahwa usaha anda telah cukup untuk anda bisa selalu mengetahui keberadaan napas.
Ketika pemikiran hadir dalam pikiran anda, abaikan saja dan arahkan kembali pikiran anda kepada napas. Tidak ada gunanya kesal pada pemikiran-pemikiran yang muncul atau pada diri anda sendiri. Anda harus bisa menerima bahwa kehadiran pemikiran-pemikiran dalam pikiran adalah hal yang alami, dan seharusnya tidak terjebak di dalamnya. Dengan mengabaikan pemikiran-pemikiran, anda menjauhkan diri dari mereka. Dan dengan selalu mengetahui keberadaan napas, anda membuat diri anda terbiasa dengan napas.
Begitulah cara yang tepat mengatasi pemikiran-pemikiran yang berkeliaran. Jika pikiran anda berkeliaran terlalu sering, anda bisa membantunya tetap memperhatikan napas dengan mencatat: ketika mengetahui napas masuk-keluar, catat sebagai: ‘masuk-keluar; masuk-keluar; masuk-keluar…’.
Anda juga bisa menghitung napas, dengan cara, ketika menghirup napas, anda catat: ‘masuk’; saat menghembuskan napas, anda catat ‘keluar’, dan pada akhir dari napas keluar anda hitung ‘satu’.

Anda dapat menghitung dengan cara ini setidak-tidaknya sampai 5, tetapi tidak lebih dari 10. Sebagai contoh, jika anda memilih untuk menghitung hingga 8, anda harus menghitung dari 1 ke 8 lagi dan lagi. Tetapi, saat menghitung napas, objek anda haruslah tetap pada napas, bukan pada nomor yang anda hitung. Penomoran hanya sebagai alat untuk membantu anda tetap bersama napas. Anda harus melanjutkan menghitung sampai pikiran menjadi tenang dan stabil. Kemudian anda bisa berhenti menghitung, dan hanya mengetahui napas masuk dan keluar.

Langkah Kempat:
Fokus pada napas. Ketika anda bisa menyadari napas terus menerus selama 15-20 menit, anda bisa dikatakan telah mulai terbiasa dengan napas. Anda bisa mulai untuk lebih fokus, lebih konsentrasi terhdapa napas. Pada tahap sebelumnya, ketika anda menyadari napas, anda juga mengetahui titip persentuhan. Tapi pada tahap ini, anda coba untuk mengabaikan titik persentuhan, dan fokus hanya pada napas. Dengan melakukannya, pikiran anda akan semakin terkonsentrasi. Jika, bagaimanapun, anda lakukan itu terlalu dini (sebelum anda terbiasa dengan napas), anda akan mengalami ketegangan di seluruh wajah anda.

Langkah Kelima:
Ketika anda konsentrasi berkelanjutan pada napas selama lebih dari 30 menit, konsentrasi anda bisa dikatakan cukup baik. Sekarang anda harus mencoba untuk konsentrasi pada keseluruhan napas dari awal hingga akhir. Pada satu titik, anda berkonsentrasi pada napas masuk dari tahap paling awal sampai pada tahap paling akhir. Lalu, dari titik yang sama, anda berkonsentrasi pada napas keluar, dari tahapa paling awal hingga tahap paling akhir. Cara ini, tidak ada jeda, pikiran tidak bisa kabur dan berkeliaran, dan konsentrasi anda akan menjadi lebih dalam dan lebih dalam.
Anda akan menemukan bahwa napas anada terkadang panjang dan terkadang pendek. Panjang pnedk di sini maksudnya durasi, bukan jarak. Ketika proses bernapas anda lambat, napas anda panjang; ketika proses napas cepat, napas anda pendek. Anda harus membiarkannya sebagaimana adanya: anda tidak boleh membuatnya panjang atau pendek secara sengaja. Anda cukup hanya tau keseluruhan napas, entah itu panjang atau pendek.
Jika anada bertahan dalam mempraktekkan cara ini, konsentrasi anda akan perlahan menjadi stabil. Ketika anda bisa konsentrasi pada napas terus menerus selama lebih dari satu jam pada setiap kali duduk meditasi, selama tiga hari berturut-turut, anda akan melihat napas anda segera menjadi nimitta, petanda dari konsentrasi.

Rangkuman:
Ada beberapa dasar dalam melatih ānāpānasati. Anda harus mengingatnya dan melatihnya secara bertahap. Anda harus melatihnya dalam berbagai posisi. Jangan hentikan latihan anda ketika sesi meditasi duduk berakhir. Ketika membuka mata anda, merilekskan kaki, berdiri dsb., cobalah lanjutkan memperhatikan napas. Ketika berdiri, berjalan, berbaring dsb., cobalah selalu memperhatikan napas anda.
Jangan biarkan pikiran anda memperhatikan objek lain. Buatlah celah/ jeda dalam latihan anda semakin sedikit. Jika anda berlatih sepanjang waktu, maka nantinya akan hampir tidak ada jeda. Anda harus berlatih dengan rajin dan giat dengan cara ini, dari waktu anda bangun di pagi hari, sampai anda tertidur di malam hari. Jika bisa anda melakukannya, anda bisa saja berhasil mencapai jhāna pada akhir retreat. Itulah sebabnya Buddha mengatakan ānāpānasati harus dikembangkan dan dilatih sesering mungkin.
Anda harus berhenti bicara, terutama di dalam kamar: anda boleh bicara hanya pada saat melaporkan dan berkonsultasi pengalaman meditasi anda kepada guru pembimbing jika diperlukan. Menyelenggarakan pelatihan (retreat) meditasi tidak mudah. Panitia dan sukarelawan mengalami banyak kesulitan untuk membuat segala sesuatu nyaman dan sesuai untuk meditasi. Para donatur mempersembahkan dana dengan harapan mulia bahwa setiap yogi dapat sukses dalam meditasi, dan dengan begitu memperoleh kebajikan yang besar. Maka dari itu, ada banyak alasan bagi anda untuk belarih dengan tekun.
Tetapi, tentu saja jangan berharap segalanya akan sempurna. Anda harus menghargai segala kenyamanan yang anda terima, dan berlapang dada terhadap kondisi kurang nyaman yang anda hadapi. Daripada berkeluh kesah, jagalah pikiran anda agar selalu bersama napas. Mulailah dari saat ini.

Semoga anda semua berhasil dalam meditasi.

Pa-Auk Tawya Sayadaw

Pa-Auk Forest Monastery

Mawlamyine, Mon State, Myanmar

Sumber : http://hadayavatthu.org/full-width-page/penjelasan-anapanasati

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Pengikut