Pada
kesempatan ini kami ingin menjelaskan instruksi dasar mengenai bagaimana cara
mengembangkan konsentrasi dengan ānāpānasati (perhatian pada
napas).
Ada dua jenis meditasi: Samatha dan Vipassanā.
Samatha adalah pengembangan konsentrasi, dan Vipassanā adalah pengembangan
kebijaksanaan. Samatha merupakan fondasi yang sangat penting untuk
Vipassanā. Dalam Khandha Samyutta dan Sacca Samyutta, Budd...ha mengatakan:
Samādhi§, bhikkhave, bhāvetha.
Samāhito, bhikkhave, bhikkhu yathābhuta§
pajānāti.
Artinya:
Para bhikkhu, tumbuh kembangkan konsentrasi.
Dengan konsentrasi, para bhikkhu, seorang bhikkhu
melihat segala fenomena sebagaimana adanya.
Inilah sebabnya para pemula sangat dianjurkan untuk
berlatih Samatha terlebih dahulu, untuk mengembangkan konsentrasi yang kuat dan
mendalam. Lalu kemudian bisa berlatih Vipassanā, untuk melihat sifat alami
dari segala fenomena.
Ada 40 latihan Samatha, tetapi kami biasanya
mengajarkan ānāpānasati (perhatian pada napas) kepada para
pemula karena kebanyakan yogi berhasil dengan cara itu.
Dalam Samyutta Nikaya, Buddha menyanjung
ānāpānasati:
*) Para bhikkhu, konsentrasi melalui perhatian pada
napas, ketika dikembangkan dan dilatih dengan baik, akan sangat tenang dan damai.
Itu adalah ketenangan murni, dan seketika menjauhkan serta menekan pikiran
buruk yang tidak bermanfaat.
**) Visuddhimagga juga mengatakan:
Perhatian pada napas sebagai latihan meditasi
adalah yang paling utama di antara latihan meditasi dari semua Buddha,
(beberapa) Pacekka Buddha, dan (beberapa) murid Buddha sebagai dasar untuk
memperoleh ketenangan murni seketika.
* S.V.X.i.9 ‘VesālīSutta’ (‘Vesali
Sutta’)
**Vs.VIII ‘Anussati Kammaññhāna Niddesa
(‘Recollection Subjects Explanation’ Ñ145)
Langkah dasar dalam melatih
ānāpānasati adalah sebagai berikut:
Langkah Pertama:
Duduk tegak. Silakan memilih posisi duduk yang
nyaman dan sesuai dengan diri anda. Jika merasa kesulitan, tidak perlu duduk
melipat kaki (bersila). Anda juga boleh duduk dengan dua kaki bersebelahan di
atas tanah (tidak saling menekan). Duduk di atas alas dengan ketebalan yang
sesuai akan membantu anda lebih nyaman, dan membuat anda mudah meluruskan tubuh
bagian atas.
Selanjutnya rilekskan tubuh anda bagian demi
bagian, dari kepala hingga kaki. Sampai tidak ada ketegangan di bagian manapun
dari tubuh anda. Jika masih ada ketegangan, cobalah untuk melunturkannya,
sehingga menjadi rileks dan alami.Jika tidak, ketegangan itu akan menyebabkan
ketidaknyamanan dan rasa sakit. Jadi pastikan untuk merilekskan seluruh tubuh
setiap kali anda mulai meditasi duduk.
Langkah Kedua:
Kesampingkan semua pemikiran, termasuk semua
kekhawatiran dan perencanaan. Anda harus merefleksi pada kenyataan bahwa segala
sesuatu yang berkondisi adalah tidak kekal. Mereka tidak akan mengikuti
keinginan anda tetapi akan mengikuti alur mereka sendiri. Tiada guna mencoba
mencengkeram mereka. Jadi sangat bagus untuk mengesampingkan mereka selama anda
bermeditasi.
Kapanpun anda terperangkap dalam
pemikiran-pemikiran, anda harus mengingatkan diri anda bahwa saat ini bukanlah
waktu bagi anda untuk kuatir, sekarang adalah waktu bagi anda untuk menjaga
pikiran anda hanya pada satu objek meditasi: napas. Jika anda mengingat sesuatu
yang sangat penting, dan berpikir anda harus mengingatnya terus menerus, jangan
lakukan itu pada saat meditasi. Jika perlu, anda bisa mencatat hal penting
tersebut di sebuah buku catatan yang senantiasa anda bawa, dan kemudian tidak
memikirkan itu lagi selama anda meditasi.
Jika anda benar-benar ingin berhasil dalam
ānāpānasati, anda harus mengesampingkan semua objek lain.
Beberapa yogi ingin mengembangkan konsentrasi, tetapi tidak bisa melepaskan
keterikatan pada banyak hal duniawi. Hasilnya, pikiran mereka menjadi gelisah,
selalu berkeliaran antara napas dan hal-hal duniawi. Meski mereka berusaha
keras menenangkan pikiran mereka, mereka gagal: hanya karena mereka tidak mampu
melepaskan keterikatan mereka pada objek lain. Keterikatan seperti itu adalah
halangan besar bagi kemajuan meditasi seseorang.
Langkah Ketiga:
Biasakan diri dengan napas melalui latihan. Setelah
anda merilekskan tubuh anda, dan telah berhasil membereskan semua pemikiran
lain, anda harus mengarahkan pikiran anda pada area di mana keluar dan masuknya
napas: titik persentuhan. Itu adalah area di sekitar lubang hidung dan di atas
bibir atas. Cobalah untuk merasakan napas pada salah satu dari dua tempat itu.
Kemudian jaga pikirin tetap pada napas, dan menyadarinya sepanjang waktu. Anda
harus coba mengenali napas alami secara jujur, seolah anda adalah seorang
pengamat. Jangan mengendalikan atau mengatur napas alami: cukup mengetahui
sebagaimana adanya. Jika anda mengendalikan napas anda, anda mungkin merasa
tidak nyaman di dada.
Satu hal penting adalah bahwa anda hanya
memperhatikan titik persentuhan napas yang anda tentukan, bahwa anda tidak
mengikuti napas masuk ke dalam atau napas keluar dari tubuh anda. Jika anda
mengikuti napas ke dalam dan keluar dari tubuh, anda tidak akan bisa
memantapkan konsentrasi anda.
Untuk menjelaskan hal ini, Visuddhimagga memberikan
sebuah perumpamaan: perumpamaan dari penjaga gerbang. Seorang penjaga gerbang
tidak memberi perhatian pada orang-orang yang telah masuk ke dalam atau sudah
keluar dari kota: dia memberi perhatian hanya pada orang-orang yang tiba di
gerbang. Dalam hal yang sama, napas yang telah masuk ke dalam dan telah keluar
bukanlah urusan bagi yogi. Urusannya hanya pada napas yang tiba di titik
persentuhan (gerbang). Hal penting lain adalah bahwa anda janganlah
berkonsentrasi pada karakteristik empat unsur pada napas anda. Anda janganlah
berkonsentrasi pada karakteristik dari unsur tanah pada napas (kekerasan,
kekasaran, berat, lembut, halus atau ringan), juga tidak pada karakteristik
dari unsur air (terapung dan peleburan), tidak pula pada karakteristik unsur
api (panas dan dingin), pun tidak pada karakteristik unsur angin pada napas
(mendorong dan menahan).
Jika anda berkonsentrasi pada salah satu dari
karakeristik di atas, karakteristik lain juga akan menjadi semakin jelas pada
tubuh anda, dan akan menganggu konsentrasi anda. Apa yang harus anda lakukan
adalah hanya mengetahui napas. Anda harus mengetahui napas sebagai sebuah
pengertian umum.
Ada kalanya seorang yogi akan menemui kesulitan
untuk memperhatikan napas. Ini bukan karena dia tidak lagi bernapas: itu karena
napas telah menjadi lembut, dan dia masih belum terbiasa akan hal itu. Akan
tetapi, dia harus tetap menjaga pikirannya pada titik persentuhan dengn pikiran
tenang dan siaga. Saat menjadi sulit baginya mengamati napas, dia tidak perlu
melakukan hal lain selain mengetahui bahawa dia masih bernapas. Lalu, dengan
kesabaran dan perhatia, dia akan perlahan bisa
mengetahui napas yang lembut tersebut. Jika dia
mencoba terus menerus, dia akan terbiasa untuk berkonsentrasi terhadap napas lembut
tersebut. Itu akan sangat membantunya untuk mengembangkan konsentrasi mendalam.
Ketika mencoba membiaskan diri dengan napas, anda
harus mengikuti jalan tengah: anda harus mengupayakan usaha yang cukup. Jangan
terlalu banyak usaha, karena anda mungkin kemudian akan bermasalah dengan
ketegangan, sakit kepala dan mata yang terasa tertarik. Dan juga, jangan
mengupayakan usaha yang terlalu sedikit, karena anda nanti akan melamun atau
jatuh tertidur.
Jadi bagus sekali jika anda memastikan bahwa usaha
anda telah cukup untuk anda bisa selalu mengetahui keberadaan napas.
Ketika pemikiran hadir dalam pikiran anda, abaikan
saja dan arahkan kembali pikiran anda kepada napas. Tidak ada gunanya kesal
pada pemikiran-pemikiran yang muncul atau pada diri anda sendiri. Anda harus
bisa menerima bahwa kehadiran pemikiran-pemikiran dalam pikiran adalah hal yang
alami, dan seharusnya tidak terjebak di dalamnya. Dengan mengabaikan
pemikiran-pemikiran, anda menjauhkan diri dari mereka. Dan dengan selalu
mengetahui keberadaan napas, anda membuat diri anda terbiasa dengan napas.
Begitulah cara yang tepat mengatasi
pemikiran-pemikiran yang berkeliaran. Jika pikiran anda berkeliaran terlalu
sering, anda bisa membantunya tetap memperhatikan napas dengan mencatat: ketika
mengetahui napas masuk-keluar, catat sebagai: ‘masuk-keluar; masuk-keluar;
masuk-keluar…’.
Anda juga bisa menghitung napas, dengan cara,
ketika menghirup napas, anda catat: ‘masuk’; saat menghembuskan napas, anda
catat ‘keluar’, dan pada akhir dari napas keluar anda hitung ‘satu’.
Anda dapat menghitung dengan cara ini
setidak-tidaknya sampai 5, tetapi tidak lebih dari 10. Sebagai contoh, jika
anda memilih untuk menghitung hingga 8, anda harus menghitung dari 1 ke 8 lagi
dan lagi. Tetapi, saat menghitung napas, objek anda haruslah tetap pada napas,
bukan pada nomor yang anda hitung. Penomoran hanya sebagai alat untuk membantu
anda tetap bersama napas. Anda harus melanjutkan menghitung sampai pikiran
menjadi tenang dan stabil. Kemudian anda bisa berhenti menghitung, dan hanya
mengetahui napas masuk dan keluar.
Langkah Kempat:
Fokus pada napas. Ketika anda bisa menyadari napas
terus menerus selama 15-20 menit, anda bisa dikatakan telah mulai terbiasa
dengan napas. Anda bisa mulai untuk lebih fokus, lebih konsentrasi terhdapa
napas. Pada tahap sebelumnya, ketika anda menyadari napas, anda juga mengetahui
titip persentuhan. Tapi pada tahap ini, anda coba untuk mengabaikan titik
persentuhan, dan fokus hanya pada napas. Dengan melakukannya, pikiran anda akan
semakin terkonsentrasi. Jika, bagaimanapun, anda lakukan itu terlalu dini
(sebelum anda terbiasa dengan napas), anda akan mengalami ketegangan di seluruh
wajah anda.
Langkah Kelima:
Ketika anda konsentrasi berkelanjutan pada napas
selama lebih dari 30 menit, konsentrasi anda bisa dikatakan cukup baik.
Sekarang anda harus mencoba untuk konsentrasi pada keseluruhan napas dari awal
hingga akhir. Pada satu titik, anda berkonsentrasi pada napas masuk dari tahap
paling awal sampai pada tahap paling akhir. Lalu, dari titik yang sama, anda
berkonsentrasi pada napas keluar, dari tahapa paling awal hingga tahap paling
akhir. Cara ini, tidak ada jeda, pikiran tidak bisa kabur dan berkeliaran, dan
konsentrasi anda akan menjadi lebih dalam dan lebih dalam.
Anda akan menemukan bahwa napas anada terkadang
panjang dan terkadang pendek. Panjang pnedk di sini maksudnya durasi, bukan
jarak. Ketika proses bernapas anda lambat, napas anda panjang; ketika proses
napas cepat, napas anda pendek. Anda harus membiarkannya sebagaimana adanya:
anda tidak boleh membuatnya panjang atau pendek secara sengaja. Anda cukup
hanya tau keseluruhan napas, entah itu panjang atau pendek.
Jika anada bertahan dalam mempraktekkan cara ini,
konsentrasi anda akan perlahan menjadi stabil. Ketika anda bisa konsentrasi
pada napas terus menerus selama lebih dari satu jam pada setiap kali duduk
meditasi, selama tiga hari berturut-turut, anda akan melihat napas anda segera
menjadi nimitta, petanda dari konsentrasi.
Rangkuman:
Ada beberapa dasar dalam melatih
ānāpānasati. Anda harus mengingatnya dan melatihnya secara
bertahap. Anda harus melatihnya dalam berbagai posisi. Jangan hentikan latihan
anda ketika sesi meditasi duduk berakhir. Ketika membuka mata anda, merilekskan
kaki, berdiri dsb., cobalah lanjutkan memperhatikan napas. Ketika berdiri,
berjalan, berbaring dsb., cobalah selalu memperhatikan napas anda.
Jangan biarkan pikiran anda memperhatikan objek
lain. Buatlah celah/ jeda dalam latihan anda semakin sedikit. Jika anda
berlatih sepanjang waktu, maka nantinya akan hampir tidak ada jeda. Anda harus
berlatih dengan rajin dan giat dengan cara ini, dari waktu anda bangun di pagi
hari, sampai anda tertidur di malam hari. Jika bisa anda melakukannya, anda
bisa saja berhasil mencapai jhāna pada akhir retreat. Itulah sebabnya Buddha
mengatakan ānāpānasati harus dikembangkan dan dilatih sesering
mungkin.
Anda harus berhenti bicara, terutama di dalam
kamar: anda boleh bicara hanya pada saat melaporkan dan berkonsultasi
pengalaman meditasi anda kepada guru pembimbing jika diperlukan.
Menyelenggarakan pelatihan (retreat) meditasi tidak mudah. Panitia dan
sukarelawan mengalami banyak kesulitan untuk membuat segala sesuatu nyaman dan
sesuai untuk meditasi. Para donatur mempersembahkan dana dengan harapan mulia
bahwa setiap yogi dapat sukses dalam meditasi, dan dengan begitu memperoleh
kebajikan yang besar. Maka dari itu, ada banyak alasan bagi anda untuk belarih
dengan tekun.
Tetapi, tentu saja jangan berharap segalanya akan
sempurna. Anda harus menghargai segala kenyamanan yang anda terima, dan
berlapang dada terhadap kondisi kurang nyaman yang anda hadapi. Daripada
berkeluh kesah, jagalah pikiran anda agar selalu bersama napas. Mulailah dari
saat ini.
Semoga anda semua berhasil dalam meditasi.
Pa-Auk Tawya Sayadaw
Pa-Auk Forest Monastery
Mawlamyine, Mon State, Myanmar
Sumber : http://hadayavatthu.org/
Senin, 03 Juni 2013
Anapanasati (Meditasi Pernafasan)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar