Oleh Artikel Buddhis
".... Ibu dan ayah disebut
‘Brahma,’ ‘guru awal’
Dan ‘pantas dipuja,’
Karena penuh kasih sayang
terhadap anak-anak mereka.
...
Maka orang bijaksana harus
menghormati ibu dan ayah,
Memberi mereka penghormatan yang sesuai,
Menyediakan makanan dan minuman bagi mereka,
Memberi mereka pakaian dan tempat tidur,
Meminyaki dan memandikan mereka
Serta membasuh kaki mereka.
Bila ia melakukan pelayanan seperti itu
Terhadap ibu serta ayahnya,
Mereka memuji orang bijaksana itu di sini juga
Dan setelah kematian ia bersuka cita di alam
surga."
~ Itivuttaka 106, Catukka, Khuddaka Nikaya
Menarik bahwa dalam
Anguttara Nikaya, bakti yang bisa kita lakukan pada orang tua (atau orang lain)
menjadi sempurna bila kita membantu atau mendorong mereka memiliki:
1. Saddha, keyakinan
2. Sila, moralitas
3. Caga, kemurahan hati
4. Pañña, kebijaksanaan.
Mengapa?
Keempat hal tersebut akan mengkondisikan &
melindungi kebahagiaan & kesejahteraannya, baik dalam kehidupan ini maupun
kehidupan-2 selanjutnya (memastikan mereka menuju alam-2 bahagia sampai
akhirnya Nibbana). DENGAN CARA DEMIKIAN, kita bisa melindungi mereka, baik saat
kita berada di sisi mereka maupun saat kita tidak berada di sisi mereka.
MEMBALAS BUDI ORANGTUA
(Anguttara Nikaya II, IV, 2)
Kunyatakan, O Para Bhikkhu, ada 2 orang yg tdk
pernah dpt dibalas budinya oleh seseorang. Apakah yg 2 itu? IBU dan AYAH.
Bahkan seandainya saja seseorang memikul Ibunya
kemana-mana di satu bahunya dan memikul Ayahnya di bahu yg lain, dan ketika
melakukan ini dia hidup 100 tahun, mencapai usia 100 tahun; dan seandainy saja
dia melayani Ibu dan Ayahnya dgn meminyaki mereka, memijit, memandikan, dan
menggosok kaki tangan mereka, serta membersihkan kotoran mereka disana bahkan
perbuatan itupun blm cukup, dia blm dpt membalas budi Ibu dan Ayahnya. Bahkan
seandainya saja dia mengangkat Orangtuanya sebagai raja dan penguasa besar di
bumi ini, yg sangat kaya dlm 7 macam harta, dia blm berbuat cukup utk mereka,
dia blm dpt membalas budi mereka.
Apakah alasan utk hal ini? Orangtua berbuat banyak
utk anak mereka: mereka membesarkannya, memberi makan dan membimbingnya melalui
dunia ini.
Tetapi, O Para Bhikkhu, seseorang:
* yang mendorong Orangtuanya yg tadinya tdk percaya,
membiasakan dan mengukuhkan mereka di dlm keyakinan (SADDHA).
* yang mendorong Orangtuanya yg tadinya tdk
bermoral, membiasakan dan mengukuhkan mereka di dlm moralitas (SILA).
* yang mendorong Orangtuanya yg tadinya kikir,
membiasakan dan mengukuhkan mereka di dlm kedermawanan (CAGA).
* yang mendorong Orangtuanya yg tadinya bodoh
batinnya, membiasakan dan mengukuhkan mereka di dlm kebijaksanaan (PAÑÑA).
Orang seperti itu, O Para Bhikkhu, telah berbuat
cukup utk Ibu dan Ayahnya: Dia telah membalas budi mereka dan lebih dari
membalas budi atas apa yg telah mereka lakukan.
PATTIDANA
Paritta
(Salah satu paritta pelimpahan jasa)
Semoga jasa-jasa yang kuperbuat,
Saat ini atau di waktu lain,
Dibagikan kepada semua makhluk di sini,
Tak terbatas, tak ternilai.
Mereka yang kukasihi serta berbudi luhur,
Seperti Ayah dan Ibu,
Yang terlihat maupun yang tidak terlihat,
Yang bersikap netral maupun yang bermusuhan;
Makhluk-makhluk yang berada di alam semesta,
Di tiga alam, empat jenis kelahiran,
Baik terdiri dari lima, satu, atau empat bagian,
Yang tersebar di alam-alam besar maupun kecil;
Semoga dengan pelimpahan jasaku ini,
Mereka bergembira setelah mengetahuinya,
Dan kepada mereka yang tidak mengetahui,
Semoga para dewa memberitakannya.
Berkat jasa-jasa yang kupersembahkan ini,
Yang membawa kegembiraan,
Semoga semua makhluk selamanya,
Hidup berbahagia, bebas dari kebencian,
Semoga mereka mendapatkan jalan kedamaian,
Semoga cita-cita luhur mereka tercapai.
---
Puññassidani katassa,
Yanaññani katani me,
Tesañca bhagino hontu,
Sattanantappamanaka,
Ye piya gunavanta ca,
Mayhang matapitadayo,
Dittha me capyadittha va,
Aññe majjhattaverino;
Satta titthanti lokasming,
Tebhumma catuyonika,
Pancekacatuvokara,
Sangsaranta bhavabhave;
Natang ye pattidanamme,
Anumodantu te sayang,
Ye cimang nappajananti,
Deva tesam nivedayung,
Maya dinnana puññanang,
Anumodanahetuna,
Sabbe satta sada hontu,
Avera sukhajivino,
Khemappadañca pappontu,
Tesasa sijjhatang subha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar