Ketika
Bhikshuni Chiyono mendalami Zen di bawah bimbingan Bukko dari Engaku, ia tak
kunjung mencapai hasil meditasinya dalam waktu yang lama. Hingga pada suatu
malam di bawah sinar rembulan, ketika ia sedang membawa air dalam sebuah ember
tua yang terikat oleh bambu, bambunya putus dan bagian bawah ember itu
terlepas. Saat itu pula Chiyono merasa lepas, dan tercerahkan!
Untuk
mengenang kisah ini, ia menulis sebuah puisi:
Ini
dan itu telah kucoba tuk menyelamatkan ember tua ini.
Karena tali bambu ini telah retas dan nyaris putus,
Hingga akhirnya dasar ember pun terlepas.
Tiada lagi air di ember!
Tiada lagi bulan di air!
(101 Koan Zen, by Paul Reps & Nyogen Senzaki,
penerbit Karaniya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar