Topik
ini dibawakan oleh Ajahn Brahm di acara 7th Global Conference on Buddhism.
...
Jika Anda ingin menjadi orang yang lebih baik,
jangan merasa bersalah pada hal-hal yang terjadi di
masa lalu. Jika Anda terus berpikir tentang kesalahan yang Anda perbuat di masa
lalu, Anda menjadi orang yang lebih buruk karena Anda kehilangan rasa
menghargai diri dan motivasi, dan mungkin Anda menjadi depresi.
Kesalahan di masa lalu menjadi bola rantai yang
mehalangi Anda untuk mencapai kesuksesan di masa depan.
Jika Anda membuat kesalahan, Anda harus:
Menerima atau mengakui itu
Biarkan itu berlalu
Belajar dari kesalahan
Diambil dari teknik psikologi modern, jika Anda
telah melakukan hal-hal buruk di masa lalu:
①
Munculkan ke dalam pikiran Anda, akui kesalahan-kesalahan itu dengan
menuliskannya pada selembar kertas, dengan jelas, rapi dan secara detail.
②
Tulis di kertas toilet/tisu toilet!
③
Bacakan! Karena semuanya ditulis di tisu toilet, Anda cenderung mengasosiasikan
apa yang tertulis disana dengan kotoran. Kesalahan di masa lalu = kotoran
④
Taruh tisu di dalam kloset dan flush… Biarkan itu berlalu!
Merasa bersalah dan menyesal seperti halnya menaruh
tisu toilet yang sudah dipakai ke dalam kantong Anda!
Jika Anda berpikir untuk menaruh tisu toilet yang
sudah dipakai ke dalam kantong Anda adalah ide yang sangat bodoh, maka
menyimpan rasa bersalah dan penyesalan di dalam pikiran Anda sama bodohnya
dengan hal itu. Jadi, biarkan itu pergi!
▽
Belajar dari pengalaman masa lalu
Ada sebuah cerita tentang seorang peternak ayam.
Sebagai seorang peternak ayam, setiap hari Anda harus berurusan dengan telur
dan kotoran ayam. Anda mengumpulkan telur, bukan kotorannya. Anda ingin
mengingat kotorannya atau telurnya?
Tentu saja telur!
Maka dari itu ingatlah apa yang benar, ingatlah
sukses di masa lalu, Anda akan merasa baik, bahagia dan mempunyai motivasi
untuk melakukan sukses itu lagi.
Anda belajar lebih banyak dari apa yang benar
daripada apa yang salah. Kita harus mengubah cara pandang kita melihat masa
lalu. Anda tidak bisa menciptakan kembali masa lalu, jadi melihat ke belakang
setiap saat sama sekali tidak dapat menolong Anda.
Melihat masa lalu hanya membuang-buang waktu Anda,
biar saja itu berlalu. Jika Anda terus melihat masa lalu, maka Anda berhenti
mengikuti masa kini!
Terlalu banyak orang berlama-lama hidup di masa
lalu dan mereka tidak memperhatikan masa kini.
Jika seseorang memanggil Anda “seekor babi”,
Anda dengan mudah membiarkan itu berlalu,
jangan diingat lagi. Jika Anda terus mengulang itu
di pikiran Anda, maka Anda membiarkan mereka melakukan hal itu kepada Anda
berulang-ulang.
Terkadang orang-orang mempunyai keyakinan, jika
kita tidak mempunyai penyesalan, kita tidak memiliki hukuman, dan selanjutnya
kita tidak akan tergoyahkan dari melakukan kesalahan yang sama.
Well, bukan seperti itu cara kerjanya! Yang
kita butuhkan adalah inspirasi, untuk menjadi lebih
merasa belas kasih, murah hati dan penuh kasih sayang. Hal-hal baik itu
bekerja! Mengapa kita harus merasa bersalah?
Kita merasa bersalah karena kita tidak mempunyai
cukup metta (cinta kasih) dan rasa belas kasih.
Kita perlu memperlakukan diri kita dengan rasa
belas kasih; ‘Jika saya bisa memaafkan orang lain,
saya bisa memaafkan diri saya sendiri.’
Anda hanya bisa merasakan satu hal dalam satu
waktu, jika Anda merasa bersalah, maka Anda sedang
melakukan hal yang tidak berguna.
Jika Anda memikirkan rasa bersalah atau penyesalan,
Anda tidak dapat membuat kemajuan.
Jika Anda ingin kemajuan dalam hidup, Anda harus
membiarkan masa lalu berlalu.
Terkadang kita merasa bersalah karena kita
merasa kita telah membuat sesuatu yang buruk,
tetapi sekali lagi siap yang tahu apakah itu baik
atau buruk?
Jadi pada dasarnya, jika Anda merasa bersalah,
ingatlah, ‘Baik atau buruk, siapa yang tahu?’ Mungkin pada akhirnya itu tidak
salah. Ingatlah bahwa kita selalu melakukan apa yang kita pikirkan adalah hal
yang benar pada saat itu.
Kita membuat keputusan berdasarkan hal apa
yang benar untuk dilakukan pada waktu itu. Kita
tidak sengaja membuat keputusan yang salah atau melakukan hal yang salah.
Terkadang kita membuat keputusan yang buruk karena kita menggunakan terlalu
banyak yang rasional dibandingkan dengan terlalu banyak perasaan.
Ingatlah untuk mengikuti hatimu dan tidak hanya
mengikuti kepalamu. Jika Anda di dalam keraguan, lakukan pelemparan koin. Untuk
menemukan apa yang sebenarnya ingin Anda
lakukan, perhatikan perasaan Anda saat koin itu
melayang di udara. Sisi mana yang Anda
harapkan muncul, depan atau belakang?
Jika Anda berharap sisi depan yang muncul, maka
Anda tahu apa yang sebenarnya Anda inginkan adalah apa yang diwakili oleh sisi
depan.
Penulis: Inge Santoso, B. Com
Diterjemahkan oleh: Metta Devi Prasetyo
Kamis, 16 Mei 2013
Hidup tanpa rasa bersalah dan penyesalan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar