LIMA JARI TANGAN
Lima jari tangan mengadakan pertemuan dengan
tujuan memutuskan siapakah
sesungguhnya di antara mereka yang paling unggul.
Pertama-tama, jempol tangan dengan bangganya
berkata: "Asalkan saya mengacungkan
jempol, berarti menandakan bahwa sayalah yang
paling unggul!"
Jari telunjuk dengan gusarnya membantah dan
berkata: "Setiap kali ingin makan, selalu
menggunakan telunjuk untuk mencolek dan
mencicipinya. Tanpa dapat mencicipi makanan
dan makan, semuanya tidak bisa hidup. Oleh karena
itu, sayalah yang paling unggul."
Jari tengah juga tidak mau kalah dan berkata:
"Diantara kita, sudah pasti sayalah yang paling
tinggi dan panjang. Oleh karena itu, anda semua
harus mendengarkan perintah saya!"
Jari manis dengan tenangnya berkata: "Setiap
kali upacara pernikahan, cincin kawin selalu
dikenakan pada saya. Demikian pula segala macam
cincin perhiasan yang bagus dan mahal
selalu dikenakan pada saya! Bagaimana anda dapat
menyamakan diri dengan saya?"
Keempat jari masing-masing membanggakan diri, namun
hanya jari kelingking yang berdiam
diri. Keempat jari tersebut kemudian dengan
perasaan heran berkata: "Kenapa kamu berdiam
diri?"
Jari kelingking dengan rendah hatinya berkata:
"Saya adalah yang paling kecil dan
paling akhir, bagaimana mungkin saya dapat
menyamakan diri dengan anda sekalian?"
Pada waktu keempat jari merasa senang sekali
mendengar ucapan tersebut, jari kelingking
melanjutkan: "Tetapi pada waktu memberikan
salam dan hormat (anjali - bersikap hormat
dengan merangkapkan kedua tangan di dada) kepada
Sang Buddha dan orang bijaksana
lainnya; sayalah yang paling depan dan dekat dengan
mereka!"
Di dalam masyarakat kita sering menjumpai
orang-orang yang menganggap dirinya paling
unggul. Orang yang benar-benar unggul bukanlah
diukur dengan kedudukan, nama besar
dan lain sebagainya. Orang yang benar-benar unggul
adalah orang yang dapat menghormati
orang lain dan dapat mengerti keadaan orang lain.
Bila seseorang dapat menerima dan memaklumi keadaan
suatu keluarga, maka dialah yang
patut disebut sebagai kepala keluarga. Demikian
pula bila seseorang dapat menerima
masyarakat, jagat raya, maka hatinya akan semakin
lapang dan dapat bersatu dengan
kebenaran Dharma, dia adalah seorang pemimpin
besar.
Di dunia ini, sesuatu yang terhormat dan agung
haruslah tumbuh dari ketulusan hati!
Sumber : Buku I Zhe Lu Hwa Liang Yang Ching
Oleh : Maha Bhiksu Shing Yun
Penyadur : Tan Chau Ming
Selasa, 14 Mei 2013
Lima Jari Tangan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar