Oleh Anthony De Mello
Sang Guru tak mau berdebat dengan siapa pun,
karena ia tahu bahwa yang dicari oleh "pendebat" adalah pembenaran
atas keyakinannya, bukan kebenaran.
Suatu ketika Sang Guru menunjukkan kepada mereka nilai sebuah perdebatan:
"Sepotong roti
bermentega jatuh. Yang bermentega di sisi atas atau bawah?"
"Tentu saja, sisi yang bermentega di bagian bawah."
"Tidak, sisi yang bermentega di atas."
"Ayo kita uji."
Sepotong roti diolesi mentega lalu dilempar ke atas. Jatuh. Sisi yang
bermentega berada di atas!
"Saya menang."
"Hanya karena saya membuat satu kesalahan."
"Kesalahan apa?"
"Saya mengoleskan mentega pada sisi yang salah."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar